konstruksi
17 November 2025
Ditulis Oleh Semen Merah Putih

Ukuran Fondasi Tapak Rumah 2 Lantai dan Cara Membuatnya

ukuran fondasi tapak rumah 2 lantai

Ukuran fondasi tapak rumah 2 lantai menjadi salah satu hal penting yang perlu diperhatikan saat merencanakan pembangunan. Fondasi tapak atau sering juga disebut footplat, merupakan jenis fondasi yang umum digunakan karena sederhana, memiliki banyak kelebihan, dan cocok untuk bangunan satu hingga dua lantai. 

Jika Anda sedang menghitung ukuran fondasi rumah 2 lantai, memahami apa itu fondasi tapak, cara membuatnya, serta kapan sebaiknya digunakan akan sangat membantu progres proyek konstruksi. Untuk itu, simak pembahasan lengkapnya pada artikel ini.

Ukuran Fondasi Tapak Rumah 2 Lantai

Fondasi tapak umumnya digunakan pada tanah yang keras dan stabil untuk rumah 1–2 lantai. Jika kondisi tanah di lokasi bangunan padat dan kokoh, fondasi ini sangat tepat digunakan. Namun, bila tanahnya lunak, jenis fondasi lain, seperti tiang pancang atau bore pile, lebih sesuai.

Ukuran fondasi tapak rumah 2 lantai perlu dibuat lebih besar, biasanya berkisar 70x70 cm hingga 100x100 cm, tergantung bentang kolom dan beban bangunan. Kedalaman fondasi umumnya sekitar 150 cm dari tanah asli dengan asumsi kondisi tanah normal.

Besi tulangan yang digunakan berdiameter 12 mm, sedangkan mutu beton berada pada kisaran K175–K225 dengan perbandingan campuran minimal 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil. Spesifikasi ini umumnya dipakai pada rumah 2 lantai sederhana dengan bentang struktur sekitar 3 meter.

Fungsi Fondasi Tapak pada Rumah 2 Lantai

Pada rumah 2 lantai, fondasi tapak berfungsi sebagai penopang utama struktur bangunan di atasnya. Fondasi rumah 2 lantai ini menahan beban vertikal, seperti beban mati, beban hidup, maupun beban gempa, lalu meneruskannya ke tanah. 

Dalam perencanaannya, fondasi tapak harus memenuhi persyaratan keamanan sesuai standar di Indonesia, termasuk penentuan ukuran panjang, lebar, dan ketebalan yang sesuai.

Faktor yang Memengaruhi Fondasi Tapak pada Rumah 2 Lantai

Dalam praktiknya, fondasi tapak pada rumah 2 lantai bisa berbeda-beda, baik dari ukuran, kedalaman, maupun besi tulangan yang digunakan. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor penting seperti berikut ini.

1. Jarak Struktur Bangunan

Semakin lebar bentang tiang atau kolom pada sebuah bangunan, maka ukuran fondasi tapak juga harus lebih besar. Untuk rumah tinggal, jarak standar bentang kolom sekitar 3 meter sudah cukup aman sekaligus sesuai ukuran ruangan pada umumnya. 

Namun, jika bentang struktur melebihi 4 meter, sebaiknya lakukan perhitungan struktur atau konsultasikan dengan ahli konstruksi agar fondasi tetap kuat dan aman.

Baca juga: 17 Jenis Fondasi untuk Konstruksi dan Cara Memilihnya

2. Kondisi Tanah

Kondisi tanah menjadi salah satu faktor penting dalam perencanaan fondasi tapak. Setiap jenis tanah memiliki daya dukung yang berbeda, mulai dari tanah padas, tanah pekarangan, sawah, hingga tanah rawa. Perbedaan ini sangat memengaruhi ukuran serta kedalaman fondasi yang harus dibuat. 

Jika rumah dibangun di atas tanah yang keras, ukuran standar fondasi tapak sudah cukup digunakan. Namun, untuk tanah rawa atau urugan, fondasi perlu dibuat dengan dimensi lebih besar dan kedalaman yang lebih dalam agar bangunan tetap stabil.

3. Tinggi Bangunan

Tinggi bangunan berpengaruh langsung pada fondasi tapak karena semakin tinggi dinding, semakin besar pula beban yang harus ditopang. Sebagai contoh, dinding setinggi 4 meter tentu lebih berat dibandingkan 3 meter, sehingga faktor ini cukup signifikan dalam menentukan kebutuhan kekuatan fondasi.

4. Beban Bangunan

Beban bangunan sangat memengaruhi ukuran fondasi tapak, di mana semakin berat material yang digunakan, semakin besar pula dimensi fondasi yang dibutuhkan. Secara sederhana, berat bangunan umumnya dipengaruhi oleh dua hal utama, yaitu jenis material dan tinggi bangunan. 

Misalnya, bata merah lebih berat dibanding bataringan, dak beton lebih berat daripada dak panel, serta genteng beton lebih berat dibanding genteng metal. Begitu juga rangka atap kayu yang lebih berat daripada baja ringan, serta kusen kayu yang lebih berat dibanding aluminium atau UPVC. 

Dari perbandingan tersebut dapat disimpulkan, jika ingin fondasi lebih kuat dan minim risiko, sebaiknya pilih material bangunan yang lebih ringan.

Cara Membuat Fondasi Tapak

Sama seperti elemen bangunan lainnya, pembuatan fondasi tapak perlu dilakukan dengan langkah yang tepat agar hasilnya kuat dan aman. Berikut tahapan yang biasa dilakukan:

  1. Penggalian tanah: Gali tanah sesuai ukuran lebar dasar dan kedalaman yang sudah direncanakan, lalu pastikan kembali hasil galian sesuai rencana.
  2. Perakitan tulangan: Rakit besi tulangan fondasi tapak dengan diameter dan bentuk yang sesuai spesifikasi serta gambar kerja.
  3. Pemasangan pasir urug: Taburkan pasir setebal 5–10 cm pada dasar galian, kemudian ratakan dan padatkan.
  4. Pembuatan lantai kerja: Buat lantai kerja setebal 5 cm di atas pasir urug menggunakan adukan 1 semen : 4 pasir : 5 split. Sebagai catatan, komposisi campuran ini bisa bervariasi.
  5. Peletakan tulangan: Letakkan rangka tulangan di atas lantai kerja sesuai posisi yang direncanakan.
  6. Pemasangan bekisting: Pasang bekisting untuk membentuk fondasi sebelum pengecoran.
  7. Pengecoran beton: Lakukan pengecoran dengan mutu beton yang baik sesuai perencanaan agar fondasi kokoh dan tahan lama.

Baca juga: Apa itu Fondasi Umpak? Ini Definisi dan Cara Memasangnya

Tips Penting yang Perlu Diperhatikan Seputar Fondasi Tapak

Setelah memahami langkah-langkah pembuatan fondasi tapak, ada baiknya juga memperhatikan beberapa hal penting agar hasilnya lebih kuat, awet, dan aman.

Selain memperhatikan proses pengerjaan, detail yang menentukan ketahanan bangunan dalam jangka panjang juga perlu menjadi perhatian dalam pembangunan fondasi tapak. Berikut beberapa tipsnya:

  • Pastikan metode kerja pemasangan benar, jangan hanya mengikuti cara tukang.
  • Cek kembali spesifikasi bahan, mutu beton, dan diameter besi agar sesuai dengan rencana.
  • Kedalaman fondasi dan kualitas beton wajib diperhatikan karena sangat berpengaruh pada kekuatan footplat dalam menahan beban.
  • Jika ingin mengecilkan ukuran fondasi footplat rumah 2 lantai, gunakanlah material bangunan yang ringan, seperti bata ringan, baja ringan, atau dak panel untuk mengurangi beban fondasi. Perlu dicatat bahwa faktor ini tidak boleh menjadi satu-satunya alasan untuk mengecilkan ukuran fondasi tanpa perhitungan struktur yang matang.
  • Pada kondisi tanah khusus, misalnya tanah rawa, tanah miring, atau jarak kolom lebih dari 4 meter, sebaiknya konsultasikan perencanaan struktur dengan tenaga ahli agar lebih aman.

Memilih fondasi yang tepat adalah langkah awal untuk menjaga kekuatan dan ketahanan rumah dalam jangka panjang. Fondasi tapak, dengan keunggulan yang dimilikinya, menjadi pilihan efisien untuk bangunan bertingkat rendah hingga menengah seperti rumah 2 lantai.

Namun, kualitas fondasi tidak hanya bergantung pada desain, tetapi juga pada material yang digunakan. Untuk hasil terbaik, pastikan Anda memilih bahan bangunan berkualitas, salah satunya Semen Merah Putih Watershield.

Dengan teknologi water repellent, Semen Merah Putih Watershield memberikan triple protection pada bangunan, melindungi dari rembesan luar, dalam, hingga dari tanah. Hasilnya, rumah menjadi lebih kuat, tahan lama, dan minim perawatan.

Sebagai semen multiguna super premium, produk ini cocok untuk berbagai kebutuhan konstruksi, mulai dari fondasi, dak beton, cor-coran, pasangan bata, hingga plesteran dan acian. 

Jadi, tunggu apa lagi? Segera hubungi kami untuk informasi lebih lanjut dan dapatkan solusi konstruksi terbaik bagi proyek rumah impian Anda.

Baca juga: Fondasi Rollag: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Kelebihannya

Bagikan
X

Artikel Terkait