Kalau Anda berencana mendirikan hunian dengan budget dan waktu terbatas, rumah semi permanen bisa menjadi alternatif yang tepat. Bahkan, sistem semi permanen bukan hanya bisa diterapkan pada rumah, melainkan warung atau tempat usaha lainnya.
Selain biayanya yang terjangkau, rumah semi permanen juga menawarkan beragam kelebihan lain yang tak dimiliki rumah permanen, baik saat pengerjaan maupun setelah rumah jadi. Kalau Anda ingin mendapatkan gambaran lengkap mengenai kelebihan, kekurangan, material yang dibutuhkan, hingga contoh rumah semi permanen, simak selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Rumah Semi Permanen?
Rumah semi permanen adalah jenis rumah sederhana yang sifatnya sementara dan dibangun menggunakan bahan yang relatif ringan. Karena bersifat sementara, rumah semi permanen sering dipilih oleh pekerja yang harus berpindah-pindah lokasi proyek dan sebagai hunian darurat pasca bencana.
Berikut ini adalah sejumlah karakteristik dari rumah semi permanen:
- Konstruksi dinding rumah sangat sederhana, berupa material setengah tembok, bata tanpa plester, bambu, kayu, atau container.
- Lantai rumah berupa ubin, semen, atau kayu.
- Dirancang dengan atap ekonomis, berupa seng, genteng, sirap, atau asbes.
- Digunakan dalam waktu singkat, yaitu sekitar 5–15 tahun karena usia materialnya juga cenderung pendek.
- Bentuknya sederhana, misalnya persegi atau persegi panjang, karena adanya keterbatasan waktu dan pilihan material.
- Lebih mengutamakan fungsional, bukan estetika sehingga umumnya menggunakan aksesoris yang siap pakai.
Baca juga: Bangunan Tahan Gempa: Karakteristik dan Perencanaannya
Perbedaan Rumah Permanen dan Semi Permanen
Agar tidak keliru dalam memahami, berikut ini beberapa perbedaan rumah permanen dan semi permanen yang ditinjau dari beberapa aspek penting:
1. Berdasarkan Material Konstruksi
Rumah permanen umumnya menggunakan material konstruksi yang mendukung kekuatan tinggi, seperti beton, batu, bata, dan baja. Sementara itu, rumah semi permanen umumnya melibatkan penggunaan material yang lebih ringan, seperti kayu, logam ringan, dan bambu.
2. Berdasarkan Daya Tahan Struktur
Secara umum, rumah permanen didesain untuk bisa bertahan dalam jangka waktu lama dan mampu menahan berbagai dampak dari cuaca maupun iklim. Hal ini didukung oleh penggunaan material berkualitas tinggi, desain struktur yang kuat, bahkan beberapa rumah permanen menerapkan teknik tahan gempa.
Sementara itu, rumah semi permanen sebenarnya berpotensi untuk digunakan dalam jangka panjang, tapi tidak sepanjang masa pakai rumah permanen. Sekali lagi, hal ini berkaitan dengan penggunaan material.
3. Berdasarkan Fondasi
Rumah permanen dibangun menggunakan fondasi dalam karena adanya kebutuhan menahan beban berat. Contoh fondasi yang biasa digunakan pada rumah permanen adalah fondasi batu kali, fondasi cakar ayam, dan fondasi tapak.
Di sisi lain, rumah semi permanen umumnya menggunakan fondasi dangkal yang proses pemasangannya cepat, contohnya fondasi umpak. Bahkan, kini beberapa bangunan semi permanen juga mengadopsi konstruksi prefabrikasi, yaitu metode pembuatan struktur dengan komponen yang diproduksi di pabrik, lalu dirakit di lokasi konstruksi.
4. Berdasarkan Penggunaan
Karena melibatkan material dan desain yang mendukung kekuatan struktur, maka tujuan pembangunan rumah permanen biasanya bersifat jangka panjang, misalnya untuk tempat tinggal, gedung kantor, rumah sakit, sekolah, dan infrastruktur umum lain.
Adapun tujuan pembangunan bangunan semi permanen lebih bersifat sementara, misalnya untuk tempat pengungsian pasca bencana atau tempat penyimpanan barang.
5. Berdasarkan Kemudahan Perubahan
Rumah permanen dikenal punya struktur yang kuat dan tahan lama, tapi sulit dimodifikasi, kecuali dengan biaya yang besar. Sebaliknya, rumah semi permanen lebih fleksibel untuk dibongkar, diperluas, bahkan dipindahkan.
Kelebihan dan Kekurangan Rumah Semi Permanen
Sebelum memutuskan untuk membangun rumah semi permanen, sebaiknya Anda memahami dulu kelebihan dan kekurangannya. Pertama, berikut kelebihan dari rumah semi permanen:
- Proses pembangunan relatif mudah dan cepat.
- Hemat anggaran.
- Bisa menggunakan material alami dan daur ulang.
- Mudah direnovasi atau diubah desainnya sesuai kebutuhan.
- Pemilihan lokasi cukup fleksibel dan bisa dipindahkan dengan mudah.
- Mudah dirawat dan dibersihkan.
- Cocok untuk dibangun di daerah yang rawan bencana.
Sementara itu, kekurangan rumah semi permanen antara lain:
- Cenderung rentan terhadap cuaca ekstrem.
- Pilihan desainnya terbatas.
- Agar tetap nyaman, jumlah penghuni harus dibatasi.
- Jika menggunakan material kayu, rawan terkena jamur atau rayap.
- Usia pakainya cenderung lebih pendek, terlebih kalau dibangun tanpa pertimbangan matang atau teknik yang benar.
Baca juga: Mengenal Tipe-Tipe Rumah yang Populer dan Banyak Diminati
Material yang Digunakan untuk Rumah Semi Permanen
Secara umum, untuk mendirikan rumah semi permanen, Anda akan membutuhkan sejumlah material di bawah ini:
1. Kayu
Penggunaan kayu untuk membuat bangunan semi permanen banyak ditemukan pada rumah zaman dulu. Material kayu adalah solusi untuk mendirikan bangunan yang ramah lingkungan. Namun, perlu diketahui bahwa rumah kayu cenderung rawan didatangi nyamuk dan diserang rayap.
2. Bambu
Bambu adalah bahan bangunan alami yang bisa memberikan nuansa oriental pada rumah semi permanen. Material ini menawarkan beberapa kelebihan, di antaranya daya lentur yang baik, mudah dibongkar, harganya terjangkau, dan mudah ditemukan.
3. Bata Ringan
Faktanya, bata ringan atau hebel juga cukup banyak digunakan sebagai material pembuatan rumah semi permanen. Jika ditinjau dari karakteristiknya, material ini cukup ringan, tahan panas, tahan api, tahan rayap, ukurannya variatif, mudah diolah, dan proses pemasangannya lebih cepat.
4. GRC (Glassfiber Reinforced Concrete)
GRC merupakan material yang terbuat dari campuran semen atau beton dengan fiber kaca. Kini, penggunaan GRC untuk rumah semi permanen sudah makin meluas, khususnya pada bagian dinding dan plafon.
5. Kontainer
Kontainer menjadi material yang juga banyak dipilih untuk mendirikan rumah semi permanen karena ukurannya yang relatif besar. Selain itu, kontainer pabrikan juga memungkinkan proses bongkar pasang menjadi lebih mudah.
Contoh Rumah Semi Permanen
Agar Anda mendapatkan gambaran yang lebih konkrit mengenai rumah semi permanen, berikut ini adalah beberapa contohnya:
1. Rumah Panggung
Rumah panggung adalah rumah semi permanen yang terangkat dari tanah dan disangga oleh tiang atau kolom. Adapun pendirian rumah panggung biasanya bertujuan untuk melindungi rumah dari banjir atau kondisi tanah yang kurang stabil.
2. Rumah Kayu
Rumah semi permanen berbahan kayu identik dengan kesan sederhana, bersahaja, natural, dan hangat. Rumah ini juga memberikan isolasi termal yang baik sehingga penggunaan pendingin ruangan bisa dibatasi.
3. Rumah Kontainer
Rumah kontainer bisa menciptakan kesan yang unik dan futuristik. Menariknya, rumah ini mudah dibongkar dan bisa digunakan di waktu yang lain. Namun, karena terbuat dari baja, rumah kontainer membutuhkan isolasi termal yang tepat agar lebih nyaman dihuni.
4. Rumah Bambu
Faktanya, rumah bambu tak hanya identik dengan rumah tradisional, tapi juga bisa diaplikasikan pada rumah modern. Namun, perlu diingat bahwa rumah bambu membutuhkan perawatan yang tepat agar tidak mudah diserang rayap dan rusak karena cuaca.
Itulah penjelasan mengenai rumah semi permanen sebagai pilihan yang layak dipertimbangkan saat Anda membutuhkan hunian sementara, baik karena pertimbangan biaya maupun gaya hidup. Meskipun bersifat sementara, faktor keamanan tetap harus menjadi prioritas utama.
Salah satu langkah penting untuk meningkatkan keamanan struktur semi permanen adalah dengan menggunakan material berkualitas tinggi, termasuk semen. Untuk memenuhi kebutuhan semen dalam proyek konstruksi, percayakan pada produk dari Semen Merah Putih.
Produk semen premium dari Semen Merah Putih, yaitu Semen Merah Putih Watershield menawarkan beragam keunggulan dibandingkan semen biasa. Semen Merah Putih Watershield memiliki teknologi water repellent sehingga mampu memberikan triple protection, yaitu perlindungan terhadap rembesan air dari luar, dalam, dan tanah atau air kapiler.
Semen multiguna ini juga dapat digunakan pada berbagai aplikasi bangunan, baik struktural maupun non-struktural, mulai dari fondasi, cor dak, cor kolom, pasangan bata, plesteran, hingga acian
Jika Anda ingin memperoleh informasi lebih lanjut tentang produk Semen Merah Putih atau berkonsultasi untuk mendapatkan solusi konstruksi terbaik bagi proyek Anda, jangan ragu untuk hubungi kami sekarang!
Baca juga: 6 Inspirasi Desain Rumah Kecil yang Nyaman & Tipsnya