Indonesia adalah salah satu negara yang sering mengalami gempa bumi, baik skala kecil maupun besar. Oleh karena itu, membangun gedung dengan struktur bangunan tahan gempa adalah hal krusial untuk keamanan orang-orang di dalamnya dan mengurangi kerugian material.
Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi dan dilakukan saat proses pembangunan untuk menghasilkan bangunan tahan gempa. Beberapa di antaranya, seperti memperhatikan kualitas bahan konstruksi, perencanaan yang matang, dan pemilihan metode konstruksi yang tepat.
Lantas, apa saja hal-hal yang harus dipenuhi untuk membuat struktur bangunan tahan gempa? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Struktur Bangunan Tahan Gempa?
Struktur bangunan tahan gempa adalah sistem konstruksi yang dirancang khusus untuk menahan getaran dan dampak dari gempa bumi. Bangunan ini dirancang agar dapat menyerap dan meredam energi yang dihasilkan oleh gempa, sehingga mengurangi risiko kerusakan serius atau runtuhnya bangunan.
Prinsip utama dari struktur ini adalah untuk melindungi penghuninya dengan memastikan bangunan tetap berdiri meskipun terjadi gempa dengan intensitas tinggi. Teknologi dan teknik konstruksi yang digunakan dalam bangunan tahan gempa termasuk penggunaan material yang kuat namun fleksibel, serta perhitungan teliti terhadap beban dan gaya selama gempa terjadi.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memulai konstruksi bangunan tahan gempa. Berikut penjelasannya:
Fondasi
Fondasi adalah elemen paling dasar dari sebuah bangunan dan sangat penting dalam struktur tahan gempa. Fondasi yang kuat akan menyalurkan beban dari bangunan ke tanah dengan efisien.
Pada bangunan tahan gempa, fondasi harus dirancang agar mampu menahan pergerakan tanah dan mengurangi deformasi yang mungkin terjadi selama gempa. Penggunaan fondasi dalam, seperti fondasi tiang pancang, dinilai lebih efektif dalam menahan goncangan gempa.
Beton Bertulang
Beton bertulang merupakan salah satu material bangunan tahan gempa yang utama. Material ini mengombinasikan kekuatan beton dengan fleksibilitas baja, sehingga menciptakan struktur yang kuat namun mampu menyerap energi gempa.
Perancangan beton bertulang harus dilakukan dengan ketelitian tinggi untuk memastikan bahwa distribusi baja di dalam beton cukup saat menahan gaya tarik dan tekan yang dihasilkan oleh gempa.
Beton
Syarat bangunan tahan gempa yang terakhir adalah memperhatikan kualitas dan pemasangan beton pada bangunan. Beton adalah material yang sering digunakan dalam konstruksi, namun pada bangunan tahan gempa, kualitas dan jenis beton yang digunakan harus sesuai dengan standar tertentu.
Beton yang digunakan harus memiliki kekuatan tinggi dan mampu menahan beban dinamis yang dihasilkan oleh gempa. Penggunaan beton dengan campuran tepat, serta metode pengecoran yang baik akan meningkatkan kekuatan bangunan untuk bertahan dalam situasi gempa.
Ciri-Ciri Bangunan Tahan Gempa
Proses konstruksi yang mengikuti standar bangunan tahan gempa memiliki karakteristik khusus. Pasalnya, prosesnya telah dirancang dan diperhitungkan secara matang, mulai dari pemilihan material sampai kombinasi bebannya. Berikut adalah ciri-ciri bangunan tahan gempa:
Komponen Struktur Saling Mengikat
Dalam bangunan tahan gempa, semua komponen struktur, seperti kolom, balok, dan dinding, harus saling terikat satu sama lain. Ikatan yang kuat antara komponen ini akan mencegah runtuhnya sebagian bangunan dan membantu bangunan tetap stabil selama terjadi gempa karena beban tersalurkan secara merata.
Fleksibel
Fleksibilitas adalah kunci dalam desain bangunan tahan gempa. Bangunan harus mampu berayun atau bergerak tanpa mengalami kerusakan struktural yang signifikan. Hal ini berarti material dan desain bangunan harus mampu menahan deformasi tanpa menyebabkan keruntuhan.
Desain Bangunan Simetris
Bangunan dengan desain yang simetris lebih mudah untuk diseimbangkan selama gempa. Ketidaksimetrisan dalam desain dapat menyebabkan distribusi beban yang tidak merata sehingga berpotensi meningkatkan risiko keruntuhan selama gempa. Oleh karena itu, desain bangunan tahan gempa sering kali memprioritaskan kesimetrisan dalam tata letak dan distribusi beban.
Prosedur Perencanaan Ketahanan Gempa Terbaru
Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah merilis SNI bangunan tahan gempa yang terbaru, yaitu SNI 1726:2019 (revisi dari SNI 1726:2012). Standar ini memuat segala hal yang berkaitan dengan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Struktur Bangunan Gedung maupun Non Gedung.
Berikut adalah beberapa standar bangunan tahan gempa yang telah ditetapkan dan berlaku untuk setiap jenis konstruksi di Indonesia:
Metode Analisis Beban Gempa
Salah satu hal yang dibahas dalam SNI bangunan tahan gempa adalah metode analisis beban selama terjadi gempa bumi. Pembahasannya meliputi perencanaan struktur bangunan serta perhitungan beban horizontal dan vertikal yang mungkin terjadi selama gempa.
Terdapat beberapa metode analisis beban gempa yang biasa digunakan, seperti metode riwayat waktu, spektrum respon, dan statis ekuivalen (beban lateral ekuivalen).
Kombinasi Beban
SNI 1726:2019 juga menentukan kombinasi beban yang harus dipertimbangkan dalam desain struktur, termasuk beban gempa, beban angin, dan beban hidup. Kombinasi beban ini membantu memastikan bahwa struktur bangunan mampu menahan berbagai jenis beban yang mungkin terjadi secara bersamaan.
Struktur Atas dan Struktur Bawah
Standar ini membedakan antara perencanaan struktur atas dan struktur bawah. Struktur atas meliputi elemen bangunan yang berada di atas tanah, seperti kolom dan balok, sementara struktur bawah mencakup fondasi dan elemen yang berada di bawah permukaan tanah.
Simpangan Antartingkat
SNI bangunan tahan gempa juga mencakup simpangan antartingkat, yaitu perbedaan pergerakan antara lantai satu dengan lantai lainnya selama gempa. Simpangan ini harus dikendalikan agar tidak menyebabkan kerusakan struktural yang serius.
Contoh Bangunan Tahan Gempa di Indonesia
Terdapat beberapa bangunan di Indonesia yang telah mengikuti standar tahan gempa, seperti Rumah Instan Sederhana Sehat atau dikenal sebagai Risha. Berikut penjelasan lengkapnya dan beberapa contoh bangunan tahan gempa lainnya di Indonesia:
Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha)
Risha adalah salah satu inovasi dalam bidang konstruksi rumah tahan gempa di Indonesia. Rumah ini menggunakan komponen modular yang dapat dirakit dengan cepat dan dirancang agar mampu menahan gempa dengan intensitas sedang hingga tinggi.
Rumah Instan Kayu (Rika)
Contoh bangunan tahan gempa di Indonesia berikutnya adalah Rika yang memanfaatkan teknologi Laminated Veneer Lumber (LVL) dan dibuat dari kayu rekayasa sebagai pembentuk konstruksinya. Kayu memiliki sifat alami yang fleksibel, sehingga dapat menyerap energi gempa dengan baik.
Rumah Dome
Rumah dome di Yogyakarta adalah bangunan milik Prof. Nizam, M.Sc, Ph.D. yang memiliki tampilan mirip kubah atau dome. Desain rumah ini memiliki elemen dinding yang menyatu dengan atap.
Demikian penjelasan lengkap tentang struktur bangunan tahan gempa beserta hal-hal yang harus diperhatikan dan standarnya. Langkah konstruksi ini merupakan pilihan efektif untuk mengurangi dampak kerugian akibat gempa bumi, baik dari segi keamanan maupun material.
Sedang membuat proyek konstruksi? Pilih semen berkualitas untuk hasil terbaik! Sebagaimana penjelasan di atas, pemilihan material adalah salah satu hal krusial untuk pembangunan konstruksi yang tahan gempa. Semen Merah Putih menawarkan inovasi terbaru dalam produk semen yang diproduksi dengan teknologi mutakhir.
Kami berkomitmen untuk memberikan solusi konstruksi terbaik dengan berbagai produk beton, semen curah, dan Semen Portland Komposit. Setiap produk kami dibuat sesuai dengan standar untuk memastikan bangunan lebih kuat dan tahan lama.
Jadi, tunggu apa lagi? Hubungi kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai produk Semen Merah Putih. Percayakan kualitas bangunan Anda pada Semen Merah Putih!
