Fondasi adalah struktur bangunan yang berada di bagian paling bawah dengan fungsi untuk menopang seluruh struktur bangunan. Sebelum memulai membangun rumah atau lainnya menggunakan bahan bangunan unik dan inovatif, Anda perlu mengetahui jenis-jenis fondasi bangunan untuk mendukung konstruksi. Hal ini dikarenakan setiap jenis fondasi harus sesuai dengan tipe bangunan yang dibangun agar bisa menahan beban konstruksi.
Fondasi bangunan dibagi menjadi dua jenis, yaitu dalam dan dangkal. Nah, artikel ini akan memberikan informasi mengenai jenis-jenis fondasi bangunan dalam dunia konstruksi. Mari simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Jenis-Jenis Fondasi Bangunan Dalam
Fondasi dalam biasanya digunakan untuk bangunan yang didirikan di daerah dengan kondisi tanah tertentu. Selain itu, jenis fondasi ini juga dipasang menembus ke dalam tanah sedalam minimal 3 meter. Penggunaan fondasi dalam idealnya untuk bangunan dengan struktur yang luas. Berikut beberapa jenis fondasi dalam yang umum digunakan:
1. Bore Pile
Jenis fondasi dalam yang pertama adalah bore pile. Fondasi ini mempunyai bentuk, seperti tabung panjang yang ditancapkan ke dalam tanah. Biasanya, jenis fondasi ini difungsikan agar kestabilan bangunan bertingkat atau bangunan di sekitar lereng tetap terjaga.
Pemasangan bore pile mengeluarkan suara yang jauh lebih tenang dibandingkan jenis fondasi lainnya sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar. Selain itu, penggunaan fondasi ini juga tidak akan merubah struktur tanah bergelombang sehingga menjadikannya pilihan ideal untuk area dengan kondisi tanah yang tidak rata.
2. Sumuran
Fondasi sumuran menggabungkan dua metode penggunaan fondasi dangkal dan tiang pancang. Dinamakan demikian karena proses pembangunannya melibatkan pembuatan beberapa sumur yang disesuaikan dengan tipe konstruksi bangunan. Agar struktur bangunannya lebih kuat, tiang beton ditanamkan di dalam sumur sebagai penahan utama.
Di Indonesia sendiri, fondasi sumuran sering digunakan pada berbagai bangunan karena cocok dengan tanah keras. Penanamannya pun biasanya melebihi 3 meter ke dalam tanah.
3. Dermaga Fondasi
Dermaga fondasi berperan penting dalam menyalurkan beban berat dari struktur bangunan. Pemasangan fondasi ini dilakukan dengan cara menggali tanah hingga kedalaman yang telah ditentukan. Kemudian, fondasi ditancapkan ke lubang galian tersebut.
Adapun material yang umum digunakan oleh dermaga fondasi adalah beton precast. Di atas fondasi, nantinya akan dipasang balok beton diafragma yang telah disesuaikan tingginya dengan fondasi.
Baca juga: 3 Hal yang dapat Menurunkan Kualitas Adukan
4. Basement
Fondasi basement menjadi solusi untuk mengoptimalkan lahan yang terbatas. Fondasi ini terdiri dari satu atau beberapa tingkat di bawah tanah sehingga memungkinkan pemanfaatan ruang bawah tanah secara maksimal. Fondasi ini terdiri atas tiga bagian, yaitu dinding penahan, dewatering, dan metode konstruksi.
Setiap banguan tersebut mempunyai fungsi masing-masing agar jenis fondasi ini dapat menahan dan mendistribusikan beban dengan baik. Dengan begitu, fondasi tetap kokoh dan kuat menahan bangunan.
5. Tiang Pancang
Jenis fondasi bangunan dalam yang terakhir adalah tiang pancang. Fondasi ini memiliki daya tahan yang baik apabila diaplikasikan pada bangunan. Hal ini dikarenakan kerangkanya dapat menghindari pelapukan dan karat.
Meskipun terbilang mahal, fondasi ini mempunyai kekuatan bahan kokoh sehingga sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Beberapa macam fondasi tiang pancang meliputi tiang pancang beton, tiang pancang baja, dan tiang pancang kayu.
Jenis-Jenis Fondasi Bangunan Dangkal
Fondasi dangkal merupakan pilihan ideal untuk bangunan dengan struktur yang tidak terlalu berat dan tinggi. Umumnya, fondasi ini digunakan pada rumah yang tak mempunyai beban struktur besar.
Selain itu, jenis fondasi ini juga cocok untuk diterapkan pada tanah stabil dengan kedalaman pemasangan tidak lebih dari 3 meter. Beberapa jenis fondasi dangkal yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tapak
Fondasi tapak merupakan jenis fondasi yang biasa digunakan untuk bangunan dengan bentuk bulat atau melingkar. Namun, bentuk fondasi ini pun tidak hanya bulat, tetapi juga bisa persegi. Fondasi tapak umumnya digunakan untuk menopang beban tunggal pada suatu bangunan. Jenis fondasi ini juga ideal untuk digunakan pada tanah yang lunak.
Beberapa kelebihan jenis fondasi ini adalah desain sederhana, efektif mendistribusikan beban bangunan secara merata, serta cocok digunakan untuk daerah dangkal. Sementara itu, kekurangannya meliputi rentan terhadap gempa, proses pengerjaan cukup lama, serta terbatas pada area sempit.
Baca juga: Lindungi Rumah dengan 3 Bahan Bangunan Tahan Api Ini
2. Setempat
Fondasi setempat biasanya sering diaplikasikan pada bangunan bertingkat. Fondasi ini hanya dimanfaatkan untuk menahan beban di bagian kolom, sedangkan untuk dinding-dindingnya menggunakan balok yang membungkusnya. Fondasi setempat digunakan sebagai struktur utama pada bangunan bertingkat.
Biaya yang dikeluarkan jenis fondasi ini relatif lebih murah dibandingkan dengan lainnya. Selain itu, fondasi ini juga dapat diaplikasikan pada berbagai jenis tanah, termasuk tanah dengan daya dukung rendah. Meski begitu, jenis fondasi bangunan ini rentan terhadap keretakan, terutama jika tanahnya mengalami pergerakan. Tak hanya itu, tampilan fondasi ini juga terkesan polos sehingga kurang menarik dibandingkan lainnya.
3. Sarang Laba-Laba
Jenis fondasi dangkal selanjutnya adalah sarang laba-laba. Fondasi ini termasuk ke dalam kategori fondasi bawah dan memanfaatkan tanah sebagai kekuatan untuk strukturnya. Jenis fondasi ini mempunyai bentuk seperti sarang laba-laba karena berjaring-jaring melingkar.
Fondasi sarang laba-laba umumnya digunakan untuk bangunan dengan beban ringan, seperti rumah tinggal satu lantai. Adapun kelebihannya adalah mudah diaplikasikan dan tidak membutuhkan banyak material. Sementara itu, kekurangan fondasi ini adalah tidak cocok untuk tanah yang labil dan rentan terhadap gempa bumi.
4. Rakit Fondasi
Rakit fondasi juga dikenal dengan nama fondasi jalar sebagai bagian dari fondasi dangkal. Fondasi ini berfungsi untuk menahan beban bangunan yang mempunyai bentuk memanjang. Jenis fondasi ini secara umum dibuat dalam bentuk memanjang, seperti persegi panjang, trapesium, dan persegi. Adapun bahan yang biasanya digunakan adalah cor beton tanpa tulang, batu kali, dan pecahan batu.
Beberapa kelebihan fondasi ini adalah mampu menahan berat dengan baik, cocok untuk tanah dengan daya dukung sedang, proses pembuatan cepat dan mudah, serta biaya pembangunan relatif murah. Sementara itu, kekurangannya adalah rentan terhadap gempa bumi, tidak cocok untuk tanah dengan daya dukung rendah, dan memerlukan area luas saat pembangunan.
Demikian informasi mengenai jenis-jenis fondasi bangunan dalam dunia konstruksi. Fondasi merupakan bagian terpenting yang harus diperhatikan dengan baik. Oleh karena itu, penting memilih bahan berkualitas tinggi sebagai fondasi bangunan agar tetap kuat dan kokoh.
Sedang membuat proyek konstruksi? Pilih semen berkualitas untuk hasil terbaik!
Saat Anda sedang dalam tahap pembangunan, memilih semen berkualitas untuk bahan konstruksi, seperti fondasi, adalah langkah penting. Semen Merah Putih menawarkan inovasi terbaru dalam produk semen dengan teknologi mutakhir.
Kami berkomitmen untuk menyediakan solusi konstruksi terbaik bagi para profesional dan masyarakat, melalui produk beton dan Semen Portland Komposit demi mewujudkan bangunan yang lebih kuat dan tahan lama.
Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang produk-produk Semen Merah Putih dan dapatkan solusi konstruksi terbaik untuk proyek Anda.