Besi beton merupakan elemen penting dalam proyek konstruksi bangunan yang berperan untuk memberikan kekuatan dan menjaga stabilitas bangunan. Penggunaan besi beton harus melalui perhitungan yang tepat agar struktur bangunan aman dan terhindar dari berbagai risiko buruk yang berpotensi terjadi.
Perhitungan yang akurat tidak hanya menjamin kekuatan, tetapi juga mendukung efisiensi waktu dan biaya. Maka dari itu, penting untuk memahami cara menghitung berat besi beton, beserta jenis, ukuran, kegunaan, kekurangan, serta kelebihannya. Simak artikel ini sampai selesai.
Apa Itu Besi Beton?
Besi beton adalah baja tulangan yang berbentuk bulat yang berfungsi sebagai tulang rangka bangunan. Dalam bahasa Inggris, besi beton sering disebut dengan concrete steel atau rebar, sedangkan di Indonesia, umumnya dikenal dengan baja tulangan atau besi tulangan.
Sejarahnya, besi beton ditemukan oleh Joseph Monier, yaitu seorang tukang kebun berkebangsaan Prancis di tahun 1850. Monier awalnya melakukan eksperimen pembuatan pot bunga dan dak beton dari tanah liat serta kayu sebagai bahan utamanya. Namun, kedua bahan tersebut mudah rusak.
Kemudian, Monier mencoba untuk membuat pot dan bak beton dari campuran semen dan kawat besi yang disusun secara paralel. Percobaannya ini berhasil dan membuktikan bahwa penggunaan kawat besi bisa menciptakan konstruksi yang ringan, namun memiliki kekokohan yang maksimal.
Di tahun 1867, Monier kemudian mendapatkan hak cipta dari penemuannya. Hingga sampai saat ini, penggunaan besi beton masih sangat membantu dan dibutuhkan dalam konstruksi bangunan.
Besi beton memiliki penggunaan yang luas sebagai rangka bangunan, sehingga besi beton menjadi material yang harus memenuhi ketentuan SNI yang diberikan oleh pemerintah.
Ukuran Besi Beton yang Umum Digunakan
Walaupun besi beton harus memenuhi ketentuan SNI, terdapat ukuran besi beton yang umum digunakan dalam berbagai konstruksi, yaitu sebagai berikut:
- Ukuran besi beton Ø 8 mm: Ukuran ini sering dipakai untuk membuat elemen-elemen struktur ringan, misalnya pembesian lantai, dinding, kolam, balok, dan berbagai struktur kecil lain.
- Ukuran besi beton Ø 10 mm: Ukuran besi beton ini sering digunakan untuk membuat struktural beton bertulang ringan, contohnya untuk pelat dan dinding, serta berbagai konstruksi yang membutuhkan daya tahan tinggi.
- Ukuran besi beton Ø 12 mm: Biasanya ukuran ini digunakan di struktur beton bertulang untuk balok dan kolom dengan ukuran yang lebih besar, ukuran ini juga tepat digunakan untuk menopang beban yang lebih besar.
- Ukuran besi beton Ø 16 mm: Ukuran besi beton ini sering digunakan untuk struktur yang membutuhkan daya topang yang lebih besar, contohnya yaitu fondasi serta kolom utama bangunan bertingkat.
- Ukuran besi beton Ø 19 mm dan 25 mm: Ukuran ini digunakan untuk membuat struktur bangunan yang berat yaitu seperti fondasi, dan berbagai struktur utama bangunan.
Baca juga: Mutu Beton: Jenis, Cara Pengujian, dan Tabel Klasifikasinya
Cara Menghitung Berat Besi Beton
Setelah mengetahui berbagai ukuran besi beton, penting pula untuk memahami bagaimana cara menghitung berat besi beton. Berikut beberapa rumus perhitungan besi beton yang bisa Anda pakai.
1. Menghitung Berat Besi Beton
Rumus paling awal yang harus Anda pahami adalah rumus menghitung berat besi beton yang diperlukan dalam sebuah konstruksi berdasarkan panjang dan berat per meter (kg/m). Rumus ini penting untuk mengetahui jumlah bahan yang harus Anda pesan. Berikut rumusnya:
Berat (kg) = Panjang (m) x Berat per Meter (kg/m)
2. Menghitung Total Berat Besi Beton
Perhitungan yang akurat sangat dibutuhkan agar dalam hal pengadaan dan pengelolaan besi beton dalam suatu proyek konstruksi bangunan tidak mengalami kerugian. Rumus ini bisa Anda pakai untuk memudahkan Anda untuk melakukan perencanaan pengadaan besi beton dalam konstruksi dengan jumlah sesuai dengan kebutuhan.
Rumus yang bisa Anda terapkan dalam menghitung berat besi beton, yaitu sebagai:
Berat Total (kg) = Jumlah Besi Beton (m) x Berat per Meter (kg/m)
Jenis-Jenis Besi Beton
Terdapat beberapa jenis beton yang sering digunakan dalam berbagai konstruksi. Jenis-jenis besi beton ini dapat dibedakan dari fungsi dan bentuknya. Berikut jenis-jenis besi beton yang penting untuk Anda pahami:
1. Besi Beton Polos
Jenis besi beton yang pertama adalah besi beton polos. Jenis yang dikenal juga dengan sebutan plain bar ini memiliki bentuk permukaan yang polos, halus tanpa lekukan atau sirip.
Umumnya, besi beton polos digunakan untuk membuat struktur beton bertulang yang tidak memerlukan kekuatan yang terlalu besar antara besi beton dan beton. Jenis ini biasanya digunakan pada jenis konstruksi seperti pengecoran lantai, dinding pembatas, dan konstruksi struktural kecil lainnya.
2. Besi Beton Ulir
Jenis yang selanjutnya yaitu besi beton ulur atau juga dikenal dengan deformed bar. Jenis besi beton ini memiliki bentuk sirip atau lekukan pada permukaan besi yang berperan untuk meningkatkan daya ikat besi pada beton.
Besi beton ulir biasanya digunakan pada konstruksi bangunan yang membutuhkan daya ikat kuat dan optimal seperti kolom, balok, dan pelat lantai.
Sirip atau lekukan dari besi beton ini dapat dengan kuat memberikan tarikan yang lebih tinggi, sekaligus memberikan daya tahan lebih besar, sehingga membuat besi beton jenis ini cocok untuk dipakai pada struktur bangunan yang harus menanggung beban besar.
3. Besi Beton Banci
Lalu ada besi beton banci yang merupakan jenis besi beton berkualitas rendah dan sering dipakai dalam membuat struktur bangunan yang tidak membutuhkan daya tahan tinggi. Seperti proyek yang bersifat sementara.
Namun, besi beton banci jarang digunakan pada proyek konstruksi besar, karena daya tahannya yang lebih rendah jika dibandingkan besi beton polos dan besi beton ulir.
4. Besi Beton Sengkang
Selanjutnya ada besi beton sengkang yang memiliki daya rekat tinggi, sehingga sering digunakan dalam konstruksi proyek besar seperti pembangunan jembatan atau gedung bertingkat tinggi.
Besi beton sengkang dilengkapi tulangan atau goresan-goresan yang letaknya beraturan pada permukaan besi. Karena bentuknya ini besi beton sengkang dapat menopang beban secara merata ke seluruh bagian beton.
5. Besi Beton Bergradasi
Besi beton jenis ini khusus dibuat dari proses pemanasan atau pendinginan tingkat tinggi. Proses pembuatan tersebut membuat besi beton bergradasi memiliki daya tahan yang tinggi dan memiliki struktur yang lebih lentur daripada jenis lain.
Besi beton bergradasi sering digunakan dalam pembangunan proyek konstruksi yang membutuhkan spesifikasi khusus keawetan karena beban yang ditanggung berulang, misalnya jembatan.
Kelebihan dan Kekurangan Besi Beton
Karena kegunaannya yang krusial dalam konstruksi bangunan, mengetahui kelebihan dan kekurangan besi beton cukup penting sebagai bahan pertimbangan untuk memakai elemen ini dalam proyek konstruksi Anda.
1. Kelebihan Besi Beton
Besi beton memiliki berbagai kelebihan yang bermanfaat untuk proyek konstruksi Anda. Berikut beberapa kelebihan besi beton untuk konstruksi bangunan Anda:
- Memiliki struktur yang kuat dan kokoh, sehingga daya tekan yang dimiliki juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan material konstruksi lainnya.
- Lebih tahan lama dan dapat bertahan dalam jangka panjang tanpa kehilangan daya tahannya pada beban.
- Kuat menahan panas dan dingin.
- Tahan korosi dan tahan api.
- Mudah dibentuk, seperti dibentuk balok, kolom, pelat, atap kubah, dan lain sebagainya.
- Instalasi besi beton lebih mudah dilakukan dibanding dengan struktur baja berat.
- Biaya pemeliharaan rendah, bahkan hampir tidak memiliki biaya perawatan.
- Harga material pendukung lainnya cenderung ekonomis, seperti tumpuan jembatan, fondasi tapak, dan lain sebagainya.
2. Kekurangan Besi Beton
Meskipun besi beton memiliki banyak kelebihan, besi beton juga memiliki kekurangan yang penting untuk Anda pahami sebagai bahan pertimbangan, berikut macam-macam kekurangannya:
- Waktu pengerjaannya cenderung lebih lama.
- Memiliki daya tarik yang rendah sehingga membutuhkan penggunaan tulangan tarik.
- Biaya bekisting yang diperlukan cukup mahal, sekitar sepertiga atau dua pertiga dari total biaya dari struktur beton.
- Kualitas tergantung pada produsen besi beton.
Contoh Penggunaan Besi Beton
Ada pula contoh penggunaan besi beton dari beton polos dan beton ulir yang penting untuk dipahami lebih dalam karena dua jenis besi beton ini adalah jenis yang paling sering digunakan dalam konstruksi bangunan.
1. Contoh Penggunaan Besi Beton Polos
Besi beton polos sering digunakan dalam pembuatan tulangan konstruksi. Hal ini dikarenakan besi beton polos memiliki kekuatan menahan gaya tarik dan tekanan yang tinggi dan kokoh.
Selain untuk pembuatan tulangan konstruksi, besi beton polos juga sering digunakan untuk menyusun begel. Ini karena besi beton polos mudah dibentuk, sehingga memudahkan pekerja untuk menyusun begel menggunakan jenis besi beton ini.
2. Contoh Penggunaan Besi Beton Ulir
Sedangkan besi beton ulir lebih sering digunakan dalam konstruksi pembangunan gedung-gedung pencakar langit. Besi beton ulir memiliki daya tarik tinggi yang membuatnya bisa lebih kokoh berdiri dan kuat dalam menahan beban bangunan yang lebih besar.
Selain itu, besi beton ulir biasanya juga digunakan dalam pembangunan jembatan. Umumnya, konstruksi pembangunan jembatan membutuhkan bahan yang dapat menahan berbagai beban dari gerakan yang timbul di atasnya, maka dari itu besi beton ulir cocok digunakan dalam pembangunan proyek konstruksi ini karena daya tariknya yang kuat.
Baca juga: Memahami Rumus Campuran Beton yang Tepat dan Sesuai SNI
Proses Pembuatan Besi Beton
Proses pembuatan besi beton cukup menarik dan melalui berbagai proses yang masing-masing memiliki kegunaan pentingnya masing-masing. Sebelum masuk pada proses pembuatannya, penting pula untuk memahami bahan baku pembuatan besi beton.
Besi beton terbuat dari hasil pemanasan besi billet yang umumnya memiliki ukuran penampang sebesar 100 mm x 100 mm, 110 mm x 110 mm, atau 120 mm x 120 mm, dan memiliki panjang 6 m, 10 m, atau 12 m.
Umumnya, besi billet sendiri terbuat dari berbagai jenis biji besi dan scrap dengan berbagai tambahan elemen, seperti kromium, mangan, nickel, vanadium, graft, lime, kokas, dan ferroalloys.
Berikut urutan proses pembuatan besi beton:
- Cutting material: Proses yang paling awal adalah cutting material. Pada proses ini, besi billet dipotong sesuai dengan lebar dan panjang sesuai dengan kebutuhan dari konstruksi menggunakan besi peleburan.
- Warming process raw: Dalam proses ini, besi billet yang telah dipotong, kemudian dipanaskan dalam soaking zone dengan panas 950–1150° C selama kurang lebih dua jam agar suhu besi berubah menjadi 1000–1350° C.
- Cutting oil: Proses yang selanjutnya yaitu proses penyemprotan air yang telah dicampur dengan oli guna menurunkan suhu besi.
- Roughing: Proses ini bisa disebut sebagai proses pembersihan, yang mana besi billet yang telah dicabut dan masih memiliki ampas yang tertinggal dari proses peleburan akan dikupas dan dibuang sembari menyemprotkan cutting oil untuk menurunkan suhunya.
- Intermediate: Besi billet akan dimasukkan dalam mesin pengatur tekanan suhu untuk menstabilkan suhunya sebelum memasuki proses rolling.
- Rolling: Pada proses ini besi billet akan digiling menggunakan mesin finishing mill yang terlihat seperti proses memilin. Pada besi beton polos, proses pemilinan matras yang digunakan adalah yang memiliki permukaan polos, sedangkan besi beton ulir matrasnya memiliki bentuk seperti rusuk.
- Pendinginan: Setelah dicetak, besi beton akan didinginkan menggunakan mesin cooling bed.
- Pemotongan: Jika besi beton telah dingin sempurna, maka besi beton akan dipotong. Terdapat dua kriteria panjang pemotongan yaitu 12 m dan 6 m.
Tips Memilih Besi Beton
Agar tidak salah dalam memilih besi beton untuk bahan konstruksi bangunan Anda, ada beberapa tips yang bisa Anda terapkan saat ingin membeli besi beton. Berikut beberapa tipsnya:
1. Memahami Jenis dan Ukuran Besi Beton
Tips yang pertama adalah memahami berbagai jenis dan ukuran besi beton. Hal ini agar Anda tidak salah pilih besi beton mana yang harus Anda gunakan dalam konstruksi karena masing-masing besi beton memiliki ukuran dan kegunaan yang berbeda.
2. Mengecek Merek Besi Beton dan Ketentuan SNI
Penting pula untuk mengetahui merek dari besi beton dan memastikan bahwa merek tersebut selain memiliki sertifikat SNI. Hal ini penting dilakukan karena akan mempengaruhi kualitas dari besi beton yang akan Anda dapatkan.
3. Membeli Pada Distributor yang Terpercaya
Terakhir, pastikan bahwa Anda membeli besi beton pada distributor yang terpercaya dan dapat memberikan informasi yang transparan serta jelas agar Anda tidak salah memilih besi beton untuk keperluan konstruksi Anda.
Itu dia berbagai macam penjelasan mengenai besi beton, mulai dari definisinya, berbagai jenis dan ukuran, kelebihan, kekurangan, cara pembuatan, dan tips untuk memilih besi beton terbaik untuk kebutuhan konstruksi Anda.
Segala informasi tersebut penting untuk Anda pahami, apalagi untuk memastikan bahwa proyek konstruksi Anda mendapatkan produk yang terbaik dari produsen terpercaya, seperti Semen Merah Putih.
Melalui anak perusahaannya yaitu Merah Putih Beton, Semen Merah Putih berkomitmen untuk menyediakan produk beton unggulannya yaitu Beton Ready Mix yang merupakan beton siap pakai dan terbuat dari campuran beton yang diproduksi di batching plant dengan proporsi bahan yang tepat dan sesuai dengan spesifikasi proyek.
Beton Ready Mix juga merupakan pilihan yang efisien serta efektif untuk konstruksi bangunan Anda karena kualitasnya yang tinggi serta proses pengiriman yang cepat sehingga tidak mengganggu produktivitas proyek konstruksi.
Selain itu, terdapat juga Beton Precast yang, bermutu tinggi, dan dapat lebih mengefisienkan waktu pengerjaan karena lebih praktis serta memiliki standar mutu yang tinggi, presisi, dan kuat sehingga dapat mendukung pembangunan konstruksi yang kokoh.
Hubungi kami untuk informasi yang lebih detail mengenai berbagai produk unggulan dari Semen Merah Putih dan berkonsultasi lebih lanjut mengenai konstruksi bangunan Anda.
Baca juga: Beton Ready Mix: Jenis, Mutu, Keunggulan, dan Cara Buatnya