Ketika membangun sebuah rumah, terdapat berbagai desain arsitektur yang dapat dipilih, seperti konsep rumah industrial, modern, dan minimalis. Nah, salah satu desain arsitektur yang cocok untuk diterapkan di Indonesia adalah arsitektur tropis.
Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia memiliki suhu udara rata-rata, kelembapan udara, dan curah hujan yang tinggi. Karakteristik iklim tropis tersebut menjadi dasar penerapan konsep arsitektur tropis.
Menentukan apakah sebuah bangunan tergolong sebagai arsitektur tropis mungkin masih membingungkan untuk sebagian orang. Untuk menjawabnya, mari simak artikel berikut untuk mengetahui ciri-ciri gaya arsitektur ini!
Apa Itu Arsitektur Tropis?
Arsitektur tropis adalah konsep arsitektur yang mempertimbangkan kesesuaian desain bangunan terhadap iklim tropis. Kesesuaian tersebut tidak hanya terkait tampilan visual, tetapi juga mencakup seluruh sistem bangunan.
Ketika menerapkan gaya arsitektur ini, sistem bangunan yang harus dipertimbangkan mencakup penataan denah, desain ruangan, pencahayaan, sirkulasi udara, dan pemilihan material.
Ciri-Ciri Arsitektur Tropis
Pendekatan arsitektur tropis bervariasi sesuai dengan bagaimana arsitek merancang desain bangunan. Namun, terdapat beberapa karakteristik umum yang sering digunakan pada bangunan dengan konsep arsitektur ini, di antaranya:
1. Atap Bangunan Miring
Di wilayah yang memiliki curah hujan yang tinggi, atap bangunan yang berbentuk miring membantu mengalirkan air hujan dengan cepat dan aman. Selain itu, atap dengan rancangan ini juga memiliki tingkat ketahanan yang lebih tinggi terhadap perubahan cuaca ekstrem.
Selain dari metode pemasangannya, atap bangunan dengan arsitektur tropis juga harus mempertimbangkan pemilihan materialnya. Terdapat beberapa jenis atap yang cocok untuk digunakan, misalnya atap bitumen, atap beton, genteng tanah liat, dan atap metal.
2. Memiliki Teritisan
Teritisan adalah atap tambahan yang dipasang secara terpisah dengan atap utama. Dengan kata lain, atap ini adalah perpanjangan dari atap utama sebuah bangunan. Fungsinya adalah untuk meminimalkan tampias akibat curah hujan yang disertai kecepatan angin yang tinggi.
Selain memiliki curah hujan yang tinggi, wilayah beriklim tropis juga mendapatkan panas matahari sepanjang tahun. Nah, untuk melindungi rumah dari panas berlebih, teritisan dapat membantu membatasi sinar matahari yang masuk ke dalam rumah.
3. Menggunakan Material Lokal
Material lokal adalah material alami yang berasal dari sumber daya di lingkungan sekitar. Meski sering dianggap sepele, material ini justru memiliki tingkat ketahanan yang tinggi terhadap tantangan iklim tropis.
Contoh dari material lokal adalah kayu, batu alam, dan bambu. Selain memberikan perlindungan tambahan pada bangunan, penggunaan material tersebut juga dapat menampilkan suasana alami khas iklim tropis.
4. Memiliki Banyak Ventilasi
Wilayah yang beriklim tropis cenderung memiliki tingkat kelembapan yang tinggi. Untuk mencegah kelembapan berlebih pada rumah, ventilasi sebaiknya dipasang dengan baik dan benar sehingga sirkulasi udara dalam bangunan tropis bisa semakin lancar.
Pasalnya, sirkulasi udara yang lancar dapat menciptakan udara yang sehat untuk dihirup. Dengan memasang banyak ventilasi di posisi yang tepat, risiko munculnya berbagai jenis penyakit akibat kualitas udara yang buruk juga dapat diminimalkan.
5. Terdapat Sejumlah Tanaman
Agar bangunan di wilayah tropis terkesan lebih sejuk dan asri, banyak orang mulai menanam berbagai jenis tumbuhan berwarna hijau. Tak jarang, mereka juga membuat taman yang berisi berbagai tumbuhan tropis, baik di dalam rumah maupun di pekarangan.
Jika taman dibuat di dalam bangunan, ukurannya tidak perlu terlalu besar. Taman kecil pun sudah cukup membantu meningkatkan sirkulasi udara. Sebaliknya, jika tidak ada tanaman hijau sama sekali pada bangunan, suhu udara bisa menjadi panas dan terasa kurang nyaman.
6. Menerapkan Sirkulasi Silang
Sirkulasi silang adalah konsep penempatan ventilasi udara yang agar udara dingin bisa masuk dan bertukar dengan udara panas di dalam bangunan. Selain melalui pintu dan jendela, penggunaan roster juga dapat membantu memperlancar sirkulasi silang.
Tidak hanya untuk meningkatkan aliran udara, sirkulasi silang juga memungkinkan cahaya matahari masuk ke dalam rumah. Dengan demikian, rumah dapat mendapatkan pencahayaan alami yang mendukung kenyamanan penghuninya.
7. Sekat Ruangan yang Minim
Tahukah Anda, terlalu banyak sekat dalam bangunan juga dapat menghambat aliran udara antara satu ruang dengan ruangan lain? Oleh karena itu, sebiaknya hindari memasang terlalu banyak sekat, terutama pada area yang tidak memerlukan banyak privasi seperti ruang makan dan ruang keluarga.
Namun, jika sekat masih dibutuhkan, penggunaan pembatas ruangan non permanen seperti pintu lipat atau partisi berongga bisa menjadi alternatif daripada menggunakan tembok secara menyeluruh.
8. Elevasi Lantai yang Tinggi
Elevasi lantai adalah ketinggian lantai rumah terhadap titik tertentu seperti jalan atau lahan di sekitarnya. Dengan elevasi lantai yang tinggi, bangunan akan lebih terlindungi dari risiko banjir yang sering terjadi di wilayah tropis.
Selain mencegah air banjir masuk, penerapan konsep ini juga membantu mendinginkan hawa ruangan dengan memperlancar aliran udara di bagian bawah bangunan. Dari sisi estetika, penerapan metode ini juga memperkuat nuansa tropis pada hunian.
Baca juga: Mengenal Rumah Modular: Jenis, Keunggulan, & Kekurangannya
Contoh Bangunan Arsitektur Tropis
Sebagai referensi untuk merancang desain hunian, berikut beberapa inspirasi bangunan yang mengusung konsep arsitektur tropis:
1. Bangunan Arsitektur Tropis dengan Material Lokal
Penggunaan material lokal seperti kayu pada elemen dinding, furnitur, dan jendela di hunian ini bertujuan untuk menampilkan nuansa tropis yang alami. Lantai dan beberapa struktur dinding juga memanfaatkan beton dan batu alam untuk memperkuat ketahanan bangunan.
2. Rumah Tropis dengan Elevasi Lantai Tinggi
Beberapa jenis rumah di Indonesia menerapkan gaya arsitektur tropis, salah satunya adalah rumah panggung. Selain berfungsi untuk mencegah masuknya air saat banjir, elevasi lantai yang tinggi pada rumah tradisional ini juga membantu melindungi rumah dari hewan liar.
3. Gaya Arsitektur Tropis Modern dengan Tanaman
Rumah dengan banyak tanaman tentu memiliki kondisi udara yang lebih sejuk dan sehat. Pada contoh bangunan arsitektur tropis ini, selain untuk meningkatkan kualitas udara, tanaman juga berperan penting dalam memberikan keteduhan dan keindahan visual yang alami.
Baca juga: Desain Rumah Anti Gempa, Struktur, dan Cara Membangunnya
Demikianlah penjelasan mengenai konsep arsitektur tropis beserta ciri-cirinya. Dengan menerapkan gaya arsitektur ini, hunian menjadi lebih tangguh dalam menghadapi tantangan yang disebabkan oleh adanya iklim tropis.
Dalam merancang desain bangunan, selain mempertimbangkan gaya arsitektur yang diterapkan, pemilihan material juga berperan penting untuk memastikan rumah tetap aman dan nyaman ketika dihuni.
Salah satu material yang harus dipertimbangkan secara matang adalah semen. Semen berkualitas tinggi seperti Semen Merah Putih Watershield membuat rumah dengan arsitektur tropis menjadi lebih tangguh dalam beradaptasi dengan tantangan iklim tropis.
Pasalnya, pada iklim tropis yang memiliki curah hujan tinggi, Teknologi Water Repellent yang terdapat pada semen ini membantu melindungi rumah dari tiga sumber rembesan: dalam, luar, dan dari tanah. Dengan demikian, risiko kerusakan pada rumah dapat diminimalkan.
Sebagai semen premium yang berbeda dengan semen biasa, Semen Merah Putih Watershield juga dapat diaplikasikan pada berbagai komponen bangunan seperti fondasi, dak beton, cor-coran, pasangan bata, plesteran, dan acian.
Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin mengetahui produk kami secara lebih mendalam, jangan ragu untuk menghubungi kami. Dengan produk dan layanan yang unggul, kami siap membantu Anda menciptakan bangunan yang tahan terhadap segala kondisi cuaca!
Baca juga: 6 Inspirasi Desain Rumah Kecil yang Nyaman & Tipsnya