desain
26 Desember 2024
Ditulis Oleh Semen Merah Putih

Desain Rumah Anti Gempa, Struktur, dan Cara Membangunnya

Rumah anti gempa adalah rumah dengan teknik membangun, desain, dan material yang berbeda dari rumah pada umumnya. Simak penjelasannya di artikel ini.

rumah anti gempa​

Rumah anti gempa adalah rumah dengan desain, material bangunan, dan teknik konstruksi yang berbeda dari bangunan biasa. Bangunan ini adalah inovasi yang diciptakan untuk mengatasi permasalahan tanah bergerak maupun gempa. Rumah ini mengharuskan perencanaan yang matang dari segi pemilihan material dan teknik pembangunan. 

Rumah anti gempa juga memiliki standar dan regulasi tersendiri. Hal ini untuk benar-benar memastikan keamanan ketika keadaan darurat benar-benar terjadi. Rumah anti gempa dibangun oleh teknik-teknik tersendiri. Simak artikel ini untuk memahami bangunan anti gempa beserta struktur dan desain yang ada. 

Struktur dan Pondasi Rumah Anti Gempa

Ada enam struktur utama dalam sebuah rumah anti gempa, yaitu pondasi, balok pengikat, kolom, balok keliling, dinding, dan atap. Keenam elemen ini harus diperlakukan seperti satu kesatuan yang harus terukur dengan detail dan cermat. Hal ini dikarenakan semua struktur ini harus bisa menahan beban secara proporsional. 

Pembangunan rumah anti gempa dilakukan secara perlahan dan bertahap. Pengecoran harus menggunakan adukan campuran semen, kerikil, pasir, dan air yang cukup padat. Proses pengecoran kolom dilakukan setiap 1 meter. Selain itu, bekisting yang berfungsi sebagai cetakan beton baru boleh dilepas paling sedikit 3 hari setelah pengecoran

Cara Membangun Rumah Anti Gempa yang Baik dan Benar

Untuk Anda yang sedang atau tengah merencanakan membangun rumah anti gempa, berikut cara-cara yang perlu diikuti:

1. Ikuti Standar dan Regulasi yang Sesuai 

Rumah anti gempa memiliki standarisasi yang ketat sesuai desain masing-masing. Namun, secara garis besar rumah anti gempa harus memperhatikan tiga aspek krusial, yaitu material bangunan yang berkualitas tinggi, struktur utama yang kokoh, dan pengecoran beton yang cermat dan teliti.

Selain itu, Anda juga harus melakukan riset lingkungan terlebih dahulu sebelum mendirikan bangunan. Pastikan untuk menghindari wilayah-wilayah dengan tanah yang tidak stabil, seperti wilayah rawan longsor, wilayah bantaran sungai, wilayah terdampak erosi, dan wilayah tempat bertemunya lempeng-lempeng tektonik. 

2. Pilih Material yang Sesuai dengan Standar Anti Gempa

Material bangunan anti gempa tidak bisa sembarangan dipilih. Untuk semen, pastikan Anda memilih semen tipe 1 yang sudah berstandar SNI. Untuk bata, pastikan untuk memilih bata dengan sisi yang lurus, tidak mudah pecah, dan berukuran besar. Untuk beton, pastikan Anda benar-benar memahami perbandingan yang sesuai. 

Selain itu, pondasi rumah anti gempa memerlukan batu gunung yang keras dan memiliki banyak sudut untuk memperkuat mortar. Batu gunung dan batu kali adalah pilihan yang ideal. Kedua jenis batu ini memiliki struktur yang solid sehingga sangat dianjurkan untuk dipakai sebagai pondasi rumah.

Baca juga: Shear Wall: Fungsi, Jenis, dan Pentingnya untuk Konstruksi

3. Ikuti Teknik Konstruksi yang Tepat

Struktur rumah anti gempa dibuat sedemikian rupa agar gempa tidak sampai merobohkan bangunan. Ada beberapa teknik konstruksi yang termasuk dalam standarisasi konstruksi anti gempa. Standarisasi konstruksi ini terbilang kompleks dan beragam. Lakukan riset mendalam terlebih dahulu tentang hal ini. 

4. Gunakan Desain Struktural Anti Gempa

Desain struktur anti gempa pada umumnya dibuat simetris dengan pondasi rumah anti gempa yang kokoh. Hal ini dikarenakan karena semua bagian struktur rumah berfungsi secara satu kesatuan ketika menahan suatu beban. Ada beberapa desain yang sudah diuji oleh Kementerian PUPR, seperti rumah RIKO, RISHA, dan Barrataga. 

Berbagai desain ini sudah teruji dan diterapkan oleh Kementerian PUPR di beberapa proyek. Desani-desain ini juga sering digunakan sebagai objek penelitian ilmiah di bidang konstruksi. Alangkah baiknya jika Anda juga mempelajari berbagai temuan ilmiah yang sudah dilakukan oleh banyak universitas. 

5. Lakukan Pemeliharaan Secara Rutin 

Rumah yang sudah berdiri dengan kokoh pun masih harus dilakukan inspeksi. Hal ini menjadi lebih penting ketika rumah berdiri di daerah rawan pergerakan tanah, seperti daerah bertemunya lempeng-lempeng tektonik. Memeriksa kekuatan pondasi, dinding, dan atap rumah menjadi penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Aneka Desain Rumah Tahan Gempa 

Berikut ini empat desain rumah tahan gempa yang bisa Anda pelajari. Keempat desain ini sudah pernah diterapkan sebagai bangunan pemukiman di daerah terdampak gempa dan tanah bergerak. Meskipun begitu, Anda masih harus melakukan riset mendalam terhadap profil risiko daerah pembangunan Anda. Simak lebih lanjut. 

1. Rumah Dome

Rumah dengan model dome ini menjadi desain rumah warga yang terdampak gempa Yogyakarta pada tahun 2006. Anda bisa mengunjungi pemukiman warga dengan arsitektur rumah anti gempa ini di Sleman, Yogyakarta. Selain itu, pemukiman ini sekarang juga menjadi daerah wisata. 

2. Rumah Instan Konvensional (RIKO)

RIKO adalah hasil inovasi kerjasama penelitian dari berbagai pihak untuk membuat hunian tahan gempa. Rumah Instan Konvensional sudah dibangun di Lombok pada tahun 2018. Selain itu, desain rumah anti gempa ini juga rutin menjadi objek penelitian beberapa artikel ilmiah oleh banyak universitas. 

Baca juga: Tips Memilih Bahan Bangunan untuk Rumah Minimalis

3. Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA)

Rumah RISHA adalah rumah yang siap susun dan tidak membutuhkan tambahan batu bata ataupun semen. Rumah ini adalah inovasi dari Puslitbang Kementerian PUPR. Rumah RISHA sudah diterapkan pada 2006 di Aceh sebagai penanggulangan permukiman terdampak bencana tsunami 2004. 

4. Bangunan Rumah Rakyat Tahan Gempa (Barrataga)

Sama seperti rumah RIKO, Barrataga adalah inovasi konsep desain rumah anti gempa dari berbagai kajian akademik yang diaplikasikan oleh Kementerian PUPR. Barrataga juga berperan penting pada pemulihan permukiman penduduk pada Gempa Yogyakarta 2006 yang lalu. Rumah model ini sudah teruji aman dalam menahan gempa bumi.

Demikianlah penjelasan tentang rumah anti gempa, aneka desain rumah anti gempa, dan bagaimana cara membangunnya. Rumah anti gempa memiliki standar tersendiri dan desain yang tidak sama dengan rumah pada umumnya. Bangunan rumah tahan gempa juga memiliki penguat tersendiri. 

Membangun rumah tahan gempa membutuhkan standar dan material yang didesain khusus. Material bangunan tahan gempa memiliki standarisasi yang amat presisi. Maka dari itu, bangunan tahan gempa cenderung dibangun lebih cermat. 

Rumah tahan gempa membutuhkan material bangunan yang berkualitas tinggi. Hal ini dikarenakan untuk mengikuti standar regulasi rumah anti gempa yang ada. Untuk itu, gunakan semen berkualitas terbaik, seperti Semen Merah Putih Watershield

Semen Merah Putih Watershield adalah semen multiguna yang ideal untuk berbagai kebutuhan konstruksi bangunan. Semen super premium ini juga cocok untuk segala kebutuhan renovasi rumah, seperti acian, plesteran, pengecoran, pemasangan bata, dan pembangunan dak beton. 

Semen Merah Putih Watershield adalah semen yang mempunyai teknologi anti air, seperti daun talas. Bangunan rumah anti gempa akan lebih terlindungi dari air yang meresap dari dalam tanah, luar ruangan, maupun dalam ruangan. Dengan begitu, rumah akan lebih tahan lama dan terlindungi dari cuaca ekstrem. 

Jadikan rumah anti gempa Anda dengan Semen Merah Putih Watershield. Hubungi kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan buatlah rumah tahan gempa Anda lebih terlindungi dan lebih awet. 

Baca juga: Mengenal Rumah Modular: Jenis, Keunggulan, & Kekurangannya

Bagikan
X

Artikel Terkait