Beton konvensional adalah salah satu jenis beton yang menggunakan pencampuran manual dalam proses pembuatannya. Beton ini sering digunakan dalam proyek konstruksi, sama halnya dengan beton ready mix ataupun rabat.
Walaupun begitu, beton konvensional tidak sama dengan jenis lainnya karena memiliki kelebihan, kekurangan, maupun ciri khasnya sendiri. Untuk mengetahui lebih jelas terkait beton konvensional, mari simak penjelasan di artikel ini!
Pengertian Beton Konvensional
Beton konvensional adalah ragam beton yang dicampur, dituang, serta dikeringkan di lokasi proyek konstruksi. Beton ini disebut juga dengan beton cor. Umumnya, proses pembuatan beton konvensional harus melalui perencanaan terlebih dahulu.
Mengapa demikian? Sebab, sebagian besar pekerjaan dalam pembuatan beton ini dilaksanakan secara manual, terutama dalam tahap pencampuran bahan-bahan, pengecoran, dan pemasangan tulangan pada bangunan.
Adapun bahan-bahan utama yang dibutuhkan untuk membuat beton konvensional adalah semen, agregat kasar (kerikil), agregat halus (pasir), dan air. Terkadang, ditambahkan pula admixture (bahan kimia tambahan) dengan tujuan untuk mengubah sifat beton.
Pencampuran bahan harus dilakukan dengan perbandingan yang tepat sesuai keperluan proyek. Biasanya, prosesnya lebih memakan waktu serta membutuhkan keterampilan maupun pengawasan secara teliti.
Kelebihan dan Kekurangan Beton Konvensional
Penggunaan beton konvensional pada proyek konstruksi telah dilakukan sejak lama. Meskipun pembuatan beton kini sudah semakin beragam, namun beton konvensional masih digunakan pada berbagai pengerjaan proyek konstruksi.
Akan tetapi, selalu pertimbangkan kelebihan dan kekurangan beton konvensional sebelum memutuskan untuk menggunakannya sebagai bahan bangunan. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan beton konvensional adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan Beton Konvensional
Selain proyek besar, beton konvensional pun digunakan untuk pembangunan berskala menengah ke bawah sebab nilainya yang cenderung ekonomis. Hal inilah yang menjadi salah satu kelebihan beton konvensional.
Di samping itu, terdapat beberapa kelebihan lainnya yang bisa dipertimbangkan. Adapun kelebihan beton konvensional adalah sebagai berikut:
- Pengawasan yang lebih mudah sekaligus terkontrol karena dibuat secara langsung oleh tukang di lokasi konstruksi dan termasuk dalam proses konstruksi secara keseluruhan.
- Mengingat pembuatannya dilakukan secara langsung di lokasi proyek, penggunaan beton konvensional lebih mudah disesuaikan dengan kebutuhan konstruksi.
- Para pekerja juga dapat membentuk sebuah beton yang disesuaikan dengan kebutuhan bagian sehingga lebih fleksibel dalam hal desain dan komposisi.
- Proses pengolahan beton konvensional dapat dilaksanakan di lahan sempit sehingga tidak terlalu memerlukan area yang luas.
- Bahan-bahan yang diperlukan mudah untuk didapatkan dan disesuaikan dengan kebutuhan proyek.
- Penggunaannya ideal untuk struktur yang besar, seperti dinding dan fondasi sebab bisa membentuk elemen politik.
- Sambungan balok, pelat lantai, dan kolom memiliki sifat monolit (terikat penuh).
2. Kekurangan Beton Konvensional
Tidak hanya kelebihan, beton konvensional juga mempunyai kekurangan yang harus diperhatikan. Adapun beberapa kekurangan beton konvensional adalah sebagai berikut.
- Pengukuran kualitas serta mutu beton sesuai standar lebih sulit dilakukan sebab tidak diawasi langsung oleh tukang yang sudah ahli dan berpengalaman dalam pembuatan beton konvensional.
- Membutuhkan waktu pengerjaan yang lebih lama karena harus memulai pembuatan struktur beton dari awal.
- Memerlukan jumlah tenaga kerja lebih banyak dalam proses pembuatannya.
- Kebutuhan bekisting menjadi bertambah.
- Meninggalkan limbah sisa pekerjaan di lokasi konstruksi, seperti pasir, semen, dan lain-lain yang berpotensi mencemari lingkungan sekitar.
- Proses pengolahannya dapat terpengaruh oleh cuaca. Proses pengecoran akan terganggu apabila turun hujan.
Baca juga: Rabat Beton: Pengertian, Fungsi, dan Kelebihannya
Perbedaan Beton Pracetak dengan Beton Konvensional
Selain beton konvensional, proyek konstruksi juga menggunakan beton pracetak. Kedua beton tersebut sama-sama unggul dan sesuai untuk berbagai pembangunan. Tetapi, ada beberapa perbedaan beton pracetak dengan beton konvensional yang perlu dipahami, seperti berikut ini.:
1. Metode Pembuatan
Perbedaan beton pracetak dengan beton konvensional bisa ditinjau berdasarkan metode pembuatannya. Beton pracetak diproduksi di pabrik menggunakan mesin khusus sehingga waktu pembuatannya lebih singkat.
Hal tersebut tentunya akan membantu menghemat waktu pengerjaan konstruksi di lapangan. Pasalnya, struktur betonnya dapat digunakan secara langsung tanpa perlu menunggu pengeringan ataupun pengerasan terlebih dahulu.
Hal tersebut tentu berkebalikan dengan metode pembuatan beton konvensional yang masih dilakukan secara manual di lokasi konstruksi. Waktu yang dibutuhkan untuk mencampur, menuangkan, hingga mengeringkannya pun lebih lama.
2. Fleksibilitas
Jika ditinjau dari sisi fleksibilitas, beton konvensional lebih fleksibel daripada beton pracetak. Hal ini karena beton tersebut dicetak secara langsung di lokasi konstruksi sehingga komposisi, ukuran, bentuk, dan dimensinya bisa disesuaikan langsung dengan kebutuhan proyek.
Sementara itu, beton pracetak diproduksi di pabrik menggunakan cetakan yang sudah ada sehingga ukuran dan bentuknya lebih terbatas. Walaupun terdapat cetakan khusus yang bisa dibuat, namun akan memerlukan biaya tambahan.
3. Kualitas
Selanjutnya perbedaan beton pracetak dengan beton konvensional juga terletak pada segi kualitasnya. Beton pracetak dinilai memiliki kualitas yang lebih baik dan konsisten karena proses produksinya dilaksanakan sesuai standar dan kontrol yang ketat di lingkungan pabrik.
Sedangkan, kualitas beton konvensional tergolong sulit diukur dan bergantung pada pengalaman pekerja serta kondisi di lapangan sehingga memungkinkan terjadinya masalah struktural di kemudian hari.
Baca juga: Curing Beton: Definisi, Fungsi, dan Cara Melakukannya
4. Tenaga Kerja
Proses pembuatan beton pracetak cenderung melibatkan sedikit tenaga kerja meskipun diproduksi di pabrik. Sebaliknya, karena harus mengerjakannya dari awal, pelibatan tenaga kerja dalam pembuatan beton konvensional menjadi lebih banyak.
5. Dampak Lingkungan
Jika ditinjau dari sisi dampak lingkungan, beton pracetak bisa lebih mengurangi limbah. Hal ini karena prosesnya dilakukan di pabrik sehingga lebih efisien serta kelembapan lingkungan secara keseluruhan dapat diminimalkan.
Sementara itu, beton konvensional lebih sering menghasilkan limbah akibat proses pencampuran serta pembuangan bahan yang tidak terpakai.
6. Biaya
Berikutnya, perbedaan beton pracetak dengan beton konvensional adalah pada biaya awal produksi. Beton pracetak memerlukan biaya awal yang sedikit lebih tinggi. Tetapi, karena adanya penghematan tenaga kerja dan waktu, maka biaya tersebut terkesan lebih imbang.
Alhasil, keuntungan jangka panjangnya lebih signifikan, terutama pada proyek besar. Di sisi lain, beton konvensional menawarkan harga yang lebih rendah di awal. Namun, kerap kali menghadapi biaya tambahan karena keterlambatan serta keperluan perbaikan.
Demikian penjelasan mengenai pengertian beton konvensional, termasuk kelebihan, kekurangan, dan perbedaannya dengan pracetak. Dengan memahami informasi di atas, Anda bisa lebih selektif dalam memilih jenis beton yang akan digunakan.
Namun, jika proyek konstruksi Anda berencana menggunakan beton precast sebagai salah satu materialnya, maka produk Beton Precast dari Semen Merah Putih patut dipertimbangkan sebagai opsi yang tepat.
Semen Merah Putih memproduksi beragam beton precast, mulai dari Sheet Pile Slab, U-Ditch, Box Culvert, tiang pancang, Girder, dan produk custom lainnya. Jadi, Anda dapat memilih produk sesuai dengan kebutuhan dan preferensi.
Melalui salah satu anak perusahaannya, yaitu Merah Putih Beton, Semen Merah Putih menyuplai produk beton inovatif siap pakai yang dirancang untuk berbagai aplikasi unik dan kuat lewat produk unggulannya, seperti Beton Siap Pakai, Agregat, serta Beton Pracetak.
Produksi beton siap pakai dari Merah Putih Beton dibuat untuk ragam aplikasi sesuai permintaan konsumen, tersedia dalam bermacam pilihan mutu serta bisa digunakan untuk pembangunan berbagai konstruksi, seperti komersial, industri, maupun infrastruktur yang mencakup pembangunan gedung bertingkat, jalan raya, perumahan, dan lainnya.
Tertarik menggunakan produk beton dari Semen Merah Putih? Diskusikan lebih lanjut dengan hubungi kami untuk dapatkan solusi terbaik terkait kebutuhan konstruksi Anda!
Baca juga: 3 Keuntungan Menggunakan Beton Pracetak