Construction
18 Juli 2024
Ditulis Oleh Semen Merah Putih

Cara Menghitung Upah Borongan Tukang Bangunan yang Tepat

Pemberian upah borongan perlu mengacu pada hitungan berdasarkan kesepakatan. Yuk, pahami cara menghitung upah borongan tukang bangunan di sini!

cara menghitung upah borongan tukang bangunan

Tenaga borongan merupakan salah satu solusi yang sering kali dipilih dalam upaya pembangunan secara ekonomis. Lantas, bagaimana cara menghitung upah borongan tukang bangunan yang tepat?

Secara umum, pembayaran tukang bangunan dalam sistem borongan berbeda dengan metode harian. Singkatnya, biaya tukang harian didasarkan pada hari kerjanya sedangkan borongan berdasarkan periode atau tempo waktu tertentu.

Perlu dicatat bahwa upah borongan tukang bangunan berbeda-beda di setiap daerah tergantung pada UMR (Upah Minimum Provinsi) dan jumlah tenaga yang direkrut. Maka dari itu, cara menghitung upah borongan tukang bangunan penting untuk diterapkan dengan tepat agar hasil hitungan yang didapatkan akurat.

Sebelum menghitung upah borongan tukang bangunan, sebaiknya pahami dulu berbagai karakteristiknya dan faktor-faktor lain yang membedakannya dengan pembayaran tukang harian. Untuk itu, mari simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.

Apa itu Tenaga Borongan?

Tenaga borongan adalah pekerja konstruksi yang dibayar sesuai dengan ketentuan proyek tertentu. Sistem pembayarannya berbeda dengan biaya tukang bangunan harian yang didasarkan pada jam atau hari kerja.

Berdasarkan sistemnya, cara menghitung upah borongan tukang bangunan pun perlu dilakukan dengan menggunakan kontrak atau kesepakatan kerja sebagai acuan. Umumnya, metode pemberian upah borongan tukang bangunan berlaku pada pembangunan rumah.

Adapun tenaga borongan bertanggung jawab atas penyelesaian konstruksi yang diarahkan oleh kontraktor. Namun, ketersediaan bahan bangunan yang digunakan akan menjadi tanggung jawab kontraktor.

Perbedaan Tukang Borongan dan Harian

Seperti yang disebutkan sebelumnya, perbedaan tukang borongan dan harian utamanya dapat dilihat berdasarkan sistem pembayarannya. Tukang borongan dibayar berdasarkan konstruksi per meter persegi berdasarkan kesepakatan, sedangkan tukang harian dibayar berdasarkan jam atau hari kerja.

Di samping sistem pembayarannya, cara kerja tukang borongan dan harian bisa dibedakan berdasarkan faktor-faktor berikut:

Keahlian

Umumnya, tukang bangunan harian dipilih berdasarkan keahliannya dengan harapan hasil pengerjaannya sesuai dengan keinginan pemilik bangunan. Berbeda dengan tukang harian, tukang borongan tidak perlu keahlian tertentu sehingga fokusnya hanya pada penyelesaian pekerjaan saja.

Pengawasan

Pekerja bangunan borongan biasanya diawasi oleh bos konstruksi atau pemilik bangunan yang fokus pada anggaran biaya bangunan. Di sisi lain, kualitas pengerjaan tukang harian akan diawasi langsung oleh mandor.

Hak dan Kewajiban

Tukang borongan dan harian juga memiliki hak dan kewajiban yang berbeda. Berdasarkan sistem kerjanya, tukang borongan mendapatkan upah hasil kerja sekaligus jaminan lain yang ditanggung oleh bos atau pemilik bangunan. Di sisi lain, tukang harian mendapatkan tunjangan dan jaminan kesehatan yang sudah menjadi ketentuan dari mandor.

Baca juga: 5 Tips Efektif Pengerjaan Cor Beton 

Faktor yang Memengaruhi Upah Tenaga Borongan

Memahami cara menghitung upah borongan tukang bangunan bisa dimulai dari pertimbangan atas beberapa faktor yang memengaruhinya. Berikut adalah masing-masing penjelasannya:

1. Harga Bahan Bangunan

Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan dalam cara menghitung upah borongan tukang bangunan adalah harga bahan atau material. Angka yang didapat dari total bahan bangunan digunakan untuk menghitung upah tenaga bangunan per meter persegi sebagai dasar pemberian upah tukang borongan.

2. Alat Pendukung

Di samping harga bahan, alat pendukung juga menjadi faktor penting yang memengaruhi pemberian upah tenaga borongan. Adapun beberapa alat dukung yang dibutuhkan dalam konstruksi adalah gergaji, katrol, mixer beton, dan lain sebagainya.

3. Ukuran dan Tingkat Kesulitan Proyek

Cara menghitung upah borongan tukang bangunan dipengaruhi oleh ukuran dan kompleksitas dari proyek itu sendiri. Semakin besar proyek, maka semakin besar tenaga borongan yang diperlukan per meter persegi.

4. Lokasi Bangunan

Seperti yang diketahui, upah borongan tukang bangunan didasarkan pada standar UMR. Maka dari itu, hitungan upah tenaga borongan perlu disesuaikan dengan lokasi geografis di mana pembangunan proyek dilakukan.

5. Reputasi Tukang Borongan

Hasil kerja tukang borongan sebelumnya juga menjadi penentu jumlah upah yang akan diterimanya pada suatu proyek. Apabila tukang borongan memiliki track record yang bagus dan kualitas kerja terjamin, maka upah yang diberikan pun akan sepadan.

6. Ketentuan Waktu Penyelesaian

Kerja tukang bangunan borongan diatur berdasarkan ketentuan waktu penyelesaiannya. Apabila bos ingin penyelesaian lebih cepat, maka artinya tukang bangunan borongan perlu dibayar penuh dengan waktu lemburnya.

Baca juga: Membangun Rumah Elegan dari Bahan Bangunan Alami 

Biaya Upah Tukang Borongan per Meter Persegi

Berbeda dengan ongkos tukang harian, biaya tukang borongan ditentukan berdasarkan hitungan yang melibatkan luas bangunan dan harga upah tenaga borongan per m2. Secara umum, rumus hitungan upah borongan tukang bangunan bisa ditulis sebagai berikut:

Biaya Upah Tukang Borongan = Harga Bahan Bangunan × Luas Bangunan

Perlu dicatat bahwa harga bahan bangunan tergantung dengan kebutuhan pembangunan dan tingkat kompleksitasnya. Adapun luas bangunan juga dapat dijadikan ketentuan penyelesaian dan membantu menentukan upah borongan tukang bangunan yang ideal.

Cara Menghitung Upah Borongan Tukang Bangunan

Dari rumus di atas, cara menghitung upah borongan tukang bangunan bisa dilakukan dengan mudah. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, cek contoh hitungan biaya tukang bangunan borongan berikut:

Pak Adi berencana membangun rumah dengan luas 56 m2 dengan bahan bangunan berkualitas. Total bahan atau material yang dibeli untuk keperluan pembangunan ini mencapai Rp2.500.000 per m2. Maka, upah borongan tukang bangunan yang perlu dibayarkan adalah:

Biaya Upah Tukang Borongan = Harga Bahan Bangunan × Luas Bangunan

= Rp2.500.000 × 56 m2 

= Rp140.000.000

Itulah pembahasan seputar cara menghitung upah borongan tukang bangunan yang perlu diketahui dalam konstruksi bangunan. Sistem pembangunan harian dan borongan sangatlah berbeda. Maka dari itu, penting untuk memastikan upah borongan tukang bangunan dibayar dengan semestinya.

Salah satu faktor yang dapat memengaruhi cara menghitung upah borongan tukang bangunan adalah bahan atau material bangunan. Di antara bahan bangunan yang dibutuhkan, semen menjadi prioritas yang tidak bisa dikesampingkan. Agar bangunan memiliki ketahanan tinggi, pastikan untuk memilih semen berkualitas.

Jika membutuhkan semen premium yang memenuhi persyaratan SNI, Semen Portland Komposit dari Semen Merah Putih bisa menjadi pilihan. Dengan Semen Portland Komposit, bangunan akan lebih kuat dan tahan lama. Semen dalam kemasan 40 kg dan 50 kg ini bisa ditemukan di toko bangunan terdekat.

Jadi, tunggu apa lagi? Mari penuhi kebutuhan material bangunan berkualitas dengan produk premium dari Semen Merah Putih. Apabila Anda ingin tahu lebih jauh tentang produk Semen Merah Putih, jangan ragu untuk mengisi formulir kontak yang tersedia.

Baca juga: 5 Bahan Bangunan untuk Lantai Luar Ruangan 

Bagikan
X

Artikel Terkait