Penelitian yang diterbitkan oleh Indonesian Journal of Conservation mengungkap bahwa sektor konstruksi bangunan memiliki angka kecelakaan kerja tertinggi di Indonesia dengan proporsi 32% dibandingkan dengan semua industri lain.
Agar angka tersebut menurun, safety officer diberikan tugas untuk menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) secara efektif di tempat kerja. Dengan tanggung jawab tersebut, safety officer menjadi salah satu pekerjaan dengan peluang karir yang menjanjikan.
Lantas, apa saja tanggung jawab yang dimiliki oleh safety officer dan bagaimana prospek kerja pekerjaan ini? Untuk menjawabnya, mari simak pembahasan mengenai safety officer berikut hingga selesai!
Apa itu Safety Officer?
Safety officer adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengimplementasikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja. Dengan kata lain, mereka adalah bagian dari tim K3 sebuah perusahaan.
Pemerintah telah menerbitkan aturan mengenai kriteria perusahaan yang wajib memiliki safety officer. Meskipun tidak semua perusahaan diwajibkan, kehadiran profesi ini tetap penting karena kecelakaan kerja bisa terjadi di industri mana pun.
Tugas Safety Officer
Penerapan K3 antara satu industri dengan industri lain tentu berbeda sehingga rincian tanggung jawab pada pekerjaan ini juga cenderung beragam. Namun, secara umum, terdapat garis besar tugas safety officer, yaitu:
1. Melakukan Identifikasi dan Pemetaan Risiko
Proses identifikasi risiko kecelakaan dapat dilakukan melalui berbagai metode seperti observasi langsung, diskusi dengan pihak terkait, dan brainstorming. Misalnya, safety officer dapat mengamati kondisi tempat kerja, kelayakan peralatan, penggunaan material, dan proses kerja.
Agar hasil identifikasi dan pemetaan risiko bersifat komprehensif, profesi ini memerlukan pemahaman mendalam mengenai potensi risiko kecelakaan yang dapat terjadi serta langkah-langkah pencegahannya.
2. Membuat Program Tentang K3
Selain mengidentifikasi dan memetakan risiko kerja, safety officer juga bertugas untuk menyusun program terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja, baik yang bersifat preventif maupun korektif.
Program K3 sebaiknya disesuaikan dengan permasalahan K3 yang ada di perusahaan sehingga pelaksanaannya berjalan efektif dan tepat sasaran. Contoh dari program K3 meliputi sosialisasi, pengaturan jam kerja, pemantauan kesehatan, dan program keadaan darurat.
3. Melakukan Dokumentasi K3
Tugas safety officer selanjutnya adalah menyusun dokumentasi pelaksanaan K3 di perusahaan. Dokumentasi ini berfungsi untuk berbagai keperluan seperti melengkapi kebutuhan administrasi, mengetahui efektivitas sistem K3 yang ada, dan merancang perbaikan lanjutan.
Terdapat 3 jenis dokumentasi K3, yaitu manual, prosedur, dan instruksi kerja. Setiap jenisnya memiliki cakupan dan tujuan dokumentasi yang berbeda serta harus disusun sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
4. Menerapkan Regulasi dari Pemerintah
Selain menjalankan tugas yang telah dijelaskan, safety officer juga berperan sebagai penghubung antara perusahaan dan pemerintah. Mereka harus bisa memahami peraturan K3 yang berlaku dan memastikan penerapannya di perusahaan.
Ketika terjadi perubahan regulasi, safety officer wajib memahami pembaruan tersebut dan mengimplementasikannya dalam sistem perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja dan sekaligus mematuhi peraturan yang ditetapkan.
5. Memastikan Penggunaan Safety Tools
Salah satu indikator kepatuhan perusahaan terhadap standar K3 adalah penerapan safety tools sesuai aturan, terutama di industri yang memiliki risiko kecelakaan kerja tinggi seperti konstruksi dan migas.
Selain penerapan safety tools, profesi ini juga bertugas memastikan peletakan dan penggunaan safety signs yang sesuai. Tanda keselamatan ini berfungsi untuk meningkatkan kewaspadaan pekerja terhadap potensi bahaya yang dapat terjadi.
Baca juga: Mengenal Profesi Sub Kontraktor, Definisi, dan Perannya
Gaji Safety Officer
Gaji safety officer antara satu perusahaan dengan perusahaan lain tentu berbeda. Adapun perbedaan gaji ini tentu didasarkan pada berbagai faktor, seperti golongan jabatan, masa kerja, tingkat pendidikan, dan keahlian. Di Indonesia sendiri, terdapat rentang gaji safety officer secara umum, yaitu:
- Kualifikasi S1 dengan 1-5 tahun pengalaman kerja: Rp5.000.000–Rp12.000.000.
- Supervisor S1 dengan pengalaman 10 tahun: Rp13.000.000–Rp20.000.000.
- Manager S1 dengan pengalaman lebih dari 10 tahun: Rp27.000.000–Rp55.000.000.
Syarat Menjadi Safety Officer
Apabila Anda tertarik untuk bekerja di bidang ini, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, mulai dari keahlian hingga kualifikasi pendidikan. Berikut merupakan beberapa syarat menjadi safety officer:
1. Kemampuan Komunikasi
Pekerjaan ini melibatkan berbagai pihak, seperti manajemen, karyawan, dan pihak eksternal. Untuk merancang sistem K3 yang efektif, setiap pihak harus berkontribusi sesuai dengan perannya. Pada proses koordinasi ini, komunikasi menjadi keahlian yang sangat diperlukan.
2. Skill Analisis
Untuk mengidentifikasi risiko dan bahaya di lingkungan kerja secara komprehensif, safety officer perlu memiliki keahlian analisis yang kuat. Dengan demikian, tindakan pencegahan yang diambil akan sesuai dengan risiko K3 yang seharusnya diprioritaskan.
3. Manajemen Proyek
Dalam menyusun, mengorganisir, dan mengelola program K3, keahlian manajemen proyek berperan dalam memastikan kegiatan tersebut berjalan secara efektif. Selain itu, keterampilan ini juga bermanfaat untuk mengelola sumber daya dan waktu yang tersedia secara optimal.
4. Tertarik di Bidang K3
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan bidang yang menantang sehingga diperlukan motivasi yang kuat untuk menjadi safety officer. Dengan minat yang tinggi, seseorang akan senantiasa belajar agar berkembang, termasuk Anda yang ingin berkarier di bidang ini.
5. Kualifikasi Pendidikan dan Sertifikasi
Untuk menjadi safety officer, diperlukan pendidikan minimal D3 atau S1 di bidang K3 atau disiplin ilmu terkait. Selain itu, terdapat berbagai sertifikasi K3 yang dapat diambil sebagai pengakuan keahlian di bidang ini.
Baca juga: Berapa Gaji Arsitek di Indonesia? Yuk, Ketahui di Sini!
Perbedaan Safety Man dan Safety Officer
Meskipun terdengar mirip, terdapat perbedaan yang mendasar antara kedua pekerjaan tersebut. Safety man berfokus pada aspek teknis dan implementasi, sedangkan safety officer memiliki tugas yang lebih luas.
Safety man bertugas untuk melakukan tindakan pencegahan harian dan memastikan kepatuhan pekerja terhadap aturan K3 yang telah ditentukan. Sedangkan, safety officer bertanggung jawab dalam melakukan perancangan kebijakan, koordinasi inspeksi, dan pelaporan hasil evaluasi.
Demikianlah penjelasan mengenai safety officer beserta perannya dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. Selain peran dari safety officer, struktur bangunan yang kuat juga dapat meminimalkan risiko kecelakaan kerja, terutama di industri konstruksi.
Pasalnya, dengan struktur yang kuat, bangunan konstruksi akan terhindar dari risiko ambruk yang dapat membahayakan para pekerja. Untuk itu, Semen Merah Putih Watershield hadir sebagai solusi semen super premium dan multiguna.
Dengan Teknologi Water Repellent yang dimiliki, bangunan konstruksi akan terlindung dari 3 sumber rembesan: dalam, luar, dan dari tanah. Semen ini juga dapat digunakan di berbagai elemen bangunan seperti pondasi, dak beton, cor-coran, pasangan bata, plesteran, dan acian.
Untuk membantu tercapainya lingkungan kerja yang aman, jangan ragu untuk menghubungi kami. Kami siap untuk menjelaskan berbagai produk Semen Merah Putih unggulan untuk proyek konstruksi Anda!
Baca juga: Berapa Rata-Rata Gaji Kontraktor di Indonesia? Cek di Sini!