tips-dan-trik
17 November 2025
Ditulis Oleh Semen Merah Putih

Kenapa Gen Z Susah Beli Rumah? Ini Beberapa Alasannya!

gen z susah beli rumah

Gen Z susah beli rumah bukan semata karena tidak mau, tetapi karena kondisi ekonomi dan sosial yang membuat prosesnya semakin berat.

Saat ini, Gen Z diestimasikan mencakup 27,94% dari total populasi di Indonesia dengan usia produktif 15–29 tahun. Namun kenyataannya, banyak dari mereka kesulitan memiliki rumah karena harga bisnis properti terus naik, dan beban biaya hidup semakin tinggi.

Dua krisis besar yang pernah mereka lewati, yaitu krisis ekonomi global 2008 dan pandemi COVID-19 juga berdampak pada kestabilan ekonomi keluarga dan kemampuan mereka untuk menabung.

Lalu, apa saja penyebab utama Gen Z susah beli rumah dan bagaimana cara menyiasati kondisi ini? Simak penjelasan lengkapnya pada artikel berikut.

Alasan Mengapa Gen Z Susah Beli Rumah

Salah satu alasan Gen Z susah beli rumah utama adalah harga properti yang terus meningkat setiap tahun. Kenaikan harga ini tidak sebanding dengan pendapatan sehingga membuat proses pembelian rumah menjadi lebih berat.

Rata-rata pendapatan Gen Z relatif rendah per bulannya menjadi salah satu faktor utama yang membuat mereka sulit memiliki rumah, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Selain faktor-faktor tersebut, terdapat beberapa alasan lain yang membuat Gen Z kesulitan membeli rumah. Berikut penjelasannya:

1. Harga Properti yang Terus Naik

Meskipun sempat menurun akibat pandemi pada 2020-2021, harga properti kembali mengalami kenaikan hingga 2022 dan berlanjut sampai 2024. Kondisi ini memperlebar kesenjangan antara harga properti dan pendapatan Generasi Z maupun generasi muda lainnya. 

Meski pendapatan Gen Z relatif stabil, kenaikan harga yang tidak seimbang membuat rumah semakin sulit dijangkau. Ini menunjukkan bahwa tantangan membeli rumah tidak hanya berasal dari pendapatan terbatas, tetapi juga dinamika pasar properti.

2. Belum Mampu Membayar Cicilan KPR

KPR masih menjadi salah satu cara paling memungkinkan bagi generasi muda untuk memiliki rumah. Namun, survei menunjukkan bahwa 10,49% milenial belum mampu membayar cicilan KPR sehingga metode ini belum sepenuhnya dapat menjawab kebutuhan mereka.

Baca juga: Mengenal Tipe-Tipe Rumah yang Populer dan Banyak Diminati

3. Dampak dari Kemajuan Teknologi 

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kemajuan digital kini mempermudah pengajuan pinjaman, termasuk pengajuan pinjaman melalui aplikasi fintech dan layanan paylater yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan tatap muka. 

Namun, kemudahan ini belum diimbangi literasi finansial yang cukup sehingga berisiko mendorong Gen Z berhutang untuk memenuhi keinginan sesaat dan menimbulkan siklus hutang yang berbahaya.

Kemajuan teknologi digital ini juga bisa dilihat pada penggunaan aplikasi belanja online, pesan tiket, dan pengiriman makanan yang memudahkan masyarakat mengakses e-commerce dan promosi besar-besaran.

Transaksi memang menjadi lebih mudah, namun kebiasaan ini bisa meningkatkan kecenderungan belanja impulsif. Maka dari itu, disarankan untuk lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi agar pengelolaan keuangan tetap sehat.

4. Persaingan di Dunia Kerja

Generasi Z menghadapi persaingan ketat di pasar kerja. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2022 tercatat 937.176 pencari kerja di Indonesia sehingga membuat persaingan semakin sengit. Di sisi lain, Upah Minimum Regional (UMR) sering kali tidak sebanding dengan harga rumah. 

Di beberapa daerah, UMP bahkan hanya setengah dari harga rumah termurah sehingga memperberat Gen Z mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan yang cukup untuk membeli rumah.

5. Belum Terpikirkan Memiliki Rumah

Kebanyakan Gen Z mengaku belum memerlukan rumah, sementara milenial menyatakan belum terpikir untuk memilikinya saat ini.

Selain itu, alasan lain yang mendasari minat rendah atau ketidakmampuan generasi muda membeli rumah adalah kenaikan harga properti setiap tahun dan faktor keuangan lainnya.

6. Akses kredit yang sulit

Persyaratan kredit yang ketat dan suku bunga tinggi menjadi tantangan tambahan bagi Gen Z. Kurangnya riwayat kredit yang stabil membuat mereka sulit memperoleh persetujuan KPR.

Baca juga: 5 Cara Bisnis Properti Perumahan yang Menguntungkan, Coba!

7. Gaya Hidup Konsumtif

Gaya hidup konsumtif akibat media sosial dan keinginan mengikuti tren membuat sebagian Gen Z lebih mengutamakan hiburan dan barang mewah daripada menabung.

Tips Agar Gen Z bisa Beli Rumah

Meski tantangannya besar, Gen Z tetap bisa mulai merencanakan kepemilikan rumah. Caranya adalah dengan menetapkan target, menabung sejak dini, dan mencari penghasilan tambahan. 

Selain itu, hindari gaya hidup konsumtif dan selesaikan hutang agar keuangan lebih stabil. Berikut beberapa tips praktis agar Gen Z bisa membeli rumah.

1. Menentukan Target

Langkah pertama adalah menentukan target tabungan sesuai dengan harga rumah impian. Dengan begitu, sebagian penghasilan bulanan bisa dialokasikan untuk menabung secara rutin.

Perlu diingat, harga rumah terus meningkat setiap tahun sehingga penting juga menghitung potensi kenaikan harga rumah di masa mendatang.

2. Mulai dari Menabung

Menyisihkan sebagian penghasilan menjadi salah satu cara untuk mempersiapkan dana membeli rumah. Jika selama ini menabung dari sisa gaji, sebaiknya mulai ubah kebiasaan tersebut. 

Tentukan jumlah dana yang akan disimpan sejak awal dan pisahkan menggunakan rekening berbeda. Cara ini membantu mengontrol pengeluaran dan membatasi penggunaan dana secara lebih efektif.

3. Mencari Penghasilan Tambahan

Selain menabung dari penghasilan utama, pertimbangkan juga penghasilan tambahan. Pendapatan ekstra ini bisa berasal dari pekerjaan sampingan, freelance, atau usaha kecil-kecilan yang nantinya akan membantu mempercepat pencapaian target tabungan untuk rumah impian. 

Dengan menambah sumber penghasilan, uang yang ditabung pun akan lebih banyak dan target bisa dicapai dalam waktu yang lebih singkat.

4. Hindari Pola Hidup Konsumtif

Jika masih terbiasa foya-foya dan mengeluarkan uang untuk hal yang tidak perlu, sebaiknya hentikan kebiasaan tersebut sekarang. Pola hidup konsumtif menjadi penghambat utama dalam menabung. 

Apabila sudah memiliki target membeli rumah, setiap pengeluaran perlu dicatat dengan baik. Dengan begitu, uang yang dihasilkan tidak terbuang sia-sia dan tabungan tetap optimal.

5. Melunasi Hutang

Sebelum mulai menabung, sebaiknya lunasi terlebih dulu semua utang atau kredit. Utang bisa menjadi beban yang menyulitkan pengelolaan keuangan. Setelah utang lunas, Anda bisa lebih fokus menyisihkan dana untuk membeli rumah impian.

Memahami berbagai alasan mengapa Gen Z susah beli rumah dapat membantu Anda sadar bahwa tantangannya tidak hanya pada kemampuan finansial, tetapi juga kestabilan ekonomi dan biaya pembangunan yang terus meningkat. 

Untuk itu, saat kesempatan untuk memiliki rumah akhirnya datang, baik sebagai hunian pribadi maupun bagian dari investasi, pemilihan material konstruksi yang tepat menjadi hal penting untuk menjaga kualitas bangunan dalam jangka panjang.

Salah satu pilihan yang dapat mendukung pembangunan rumah yang kuat dan tahan lama adalah produk dari Semen Merah Putih.

Anda dapat menggunakan Semen Merah Putih Watershield dengan teknologi water-repellent-nya yang mampu membantu mencegah rembesan air dan mengurangi risiko tumbuhnya jamur pada dinding. 

Selain itu, kebutuhan beton untuk konstruksi juga bisa dipenuhi melalui Merah Putih Beton yang menyediakan rangkaian produk, seperti Beton Precast dan Beton Ready Mix

Jika Anda berencana memulai pembangunan atau menyiapkan hunian di masa depan, dukungan bahan bangunan yang berkualitas akan sangat diperlukan. 

Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut dan dapatkan solusi konstruksi yang terpercaya untuk mewujudkan hunian impian Anda!

Baca juga: 11 Ide Desain Toko Kecil Depan Rumah yang Cocok untuk Usaha

Bagikan
X

Artikel Terkait