Memiliki rumah saat ini menjadi sebuah angan yang mungkin bisa terwujud, atau justru lebih banyak yang beranggapan sulit untuk diwujudkan? Khususnya bagi Gen Z yang memiliki banyak pertimbangan dan alternatif, seperti kontrak rumah, sewa apartemen, kos, dan lain sebagainya.
Lantas, apakah rumah masih worth to buy oleh Gen Z? Terutama orang-orang dengan penghasilan UMR?
Sebenarnya, isu ketimpangan kepemilikan rumah telah menjadi pertimbangan pemerintah. Sebagai bentuk komitmen dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, Presiden Prabowo mencanangkan Program 3 Juta Rumah guna memastikan setiap keluarga memiliki hunian yang layak.
Dengan adanya program ini, benarkan cita-cita Gen Z untuk memiliki rumah bukan hanya angan semata? Yuk, kita bahas lebih lanjut di bawah ini!
Gaji UMR Beli Rumah, Apakah Mungkin?
Harga properti, seperti rumah, terus melonjak setiap tahun, belum lagi ditambah biaya hidup yang juga meningkat, membuat banyak orang bertanya-tanya: Apakah dengan gaji UMR benar-benar masih bisa membeli rumah?
Pertanyaan ini wajar muncul, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Bandung, di mana harga rumah bahkan bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah. Di sisi lain, rata-rata gaji UMR di kota-kota tersebut masih berkisar antara 2 hingga 5 juta rupiah per bulan. Jika dilihat sekilas, angka itu memang tampak tidak cukup untuk menutupi cicilan rumah, apalagi jika masih harus memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun, bukan berarti hal ini mustahil. Banyak pekerja dengan penghasilan UMR yang berhasil memiliki rumah berkat perencanaan keuangan yang cermat dan pemanfaatan program bantuan pemerintah, seperti Program 3 Juta Rumah.
Selain itu, gaya hidup juga memainkan peran besar dalam menentukan kemampuan membeli rumah. Dengan menekan pengeluaran konsumtif, menyisihkan tabungan secara rutin untuk uang muka (DP), serta memilih lokasi rumah yang lebih terjangkau di pinggiran kota, peluang untuk memiliki hunian sendiri tetap terbuka.
Jadi, walaupun memiliki rumah dengan gaji UMR memang menantang, itu bukan hal yang tidak mungkin. Kuncinya ada pada kedisiplinan finansial, pemanfaatan program pembiayaan yang tepat, dan kesabaran dalam merencanakan langkah ke depan.
Dengan strategi yang matang, mimpi punya rumah bukan lagi sekadar angan-angan, tapi bisa menjadi kenyataan.
Mengenal Program 3 Juta Rumah
Program 3 Juta Rumah adalah bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam misi pembangunan infrastruktur sosial dan pemerataan kesejahteraan. Adapun tujuan utama dari program ini adalah mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang tajam sampai 8%.
Di samping itu, program ini juga mendorong pemerataan pembangunan serta percepatan pengentasan kemiskinan. Sebagai informasi, saat ini backlog kepemilikan rumah di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu sekitar 9 juta backlog untuk masyarakat yang tidak memiliki rumah sendiri dan sekitar 26 juta backlog untuk yang memiliki rumah namun tidak layak huni.
Untuk menjaga kualitas sekaligus menyesuaikan dengan kemampuan finansial masyarakat berpenghasilan rendah, pemerintah membagi program perumahan ini ke dalam beberapa skema berbeda. Sebagian rumah, seperti rumah susun dan rumah khusus, dibangun langsung menggunakan dana dari APBN dan APBD.
Sementara itu, ada pula rumah yang dikembangkan oleh pihak swasta (developer) namun tetap memperoleh dukungan pemerintah berupa berbagai fasilitas, seperti subsidi FLPP, pembebasan BPHTB, serta fasilitas PPN 0% untuk rumah subsidi.
Perlu dipahami bahwa Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) menjadi sasaran utama dari program ini di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, standar pembangunan maupun renovasi rumah disesuaikan dengan tingkat penghasilan dan kebutuhan mereka, tanpa mengabaikan aspek kelayakan dan kenyamanan hunian sebagai prioritas utama.
Tips Finansial agar Bisa Nyicil Rumah untuk Gen Z
Bagi banyak Gen Z, punya rumah pribadi sering terasa seperti mimpi yang jauh, apalagi di tengah harga properti yang naik terus tiap tahun. Tapi sebenarnya, jika Anda mulai merencanakan keuangan dari sekarang, peluang untuk bisa nyicil rumah di usia muda itu sangat terbuka.
Salah satu keuntungan utama Gen Z adalah usia yang masih muda. Artinya, Anda punya waktu lebih panjang untuk membangun stabilitas finansial dan memanfaatkan tenor cicilan yang lebih lama.
Misalnya, semakin muda kamu mengajukan KPR, semakin besar kemungkinan disetujui dan semakin ringan cicilan per bulannya karena masa pembayaran bisa diperpanjang hingga 15–20 tahun. Ini adalah keunggulan yang jarang dimiliki oleh mereka yang baru mulai di usia 30-an ke atas.
Namun, semua itu tetap butuh strategi finansial yang matang. Kunci utamanya ada pada cara kamu mengatur keuangan dan menentukan prioritas. Selain itu, penting juga memahami berbagai program pembiayaan rumah seperti KPR subsidi, bunga rendah, atau program kepemilikan rumah untuk milenial dan Gen Z.
Bagi Anda yang ingin memahami topik Program 3 Juta Rumah dan tips punya rumah untuk Gen Z lebih dalam, Anda bisa mendengarkan podcast Ruang Ratih by Semen Merah Putih.
Melalui diskusi bersama para ahli dan praktisi, podcast ini menghadirkan beragam insight menarik seputar dunia hunian, pembangunan, serta bagaimana generasi masa kini memaknai arti “rumah” sesuai dengan gaya hidup dan kebutuhan zaman.
Dalam setiap episodenya, Ratih hadir sebagai Nona Rumah yang memandu obrolan santai namun berbobot bersama narasumber terpercaya dari berbagai bidang.
Jangan lupa untuk subscribe kanal YouTube Semen Merah Putih dan aktifkan notifikasinya supaya kamu nggak ketinggalan episode terbaru.
Yuk, dukung dengan like, subscribe, dan bagikan pendapatmu di kolom komentar! Nah, kalau Anda, #TimBeliRumah atau #TimNgekosAja?



